WE Online, Jakarta - Di akhir tahun 2015 isu mengenai reshuffle kabinet kembali bergulir. Hal ini terkonfirmasi dengan statement dari Menteri Perdagangan Thomas Lembong saat acara Apindo di Jakarta pada awal Desember 2015 lalu. Lembong mengatakan tak lama lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi)?akan melakukan perombakan kabinet untuk kedua kalinya.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi VI DPR Refrizal mengatakan isu reshuffle yang mulai menghangat belakangan ini lebih mengarah ke deal-deal politik tertentu, bukan pada isu perbaikan kinerja pemerintah.
Politisi PKS itu menambahkan Menteri BUMN Rini Soemarno selama ini dinilai berkinerja lebih baik dibandingkan dengan menteri lainnya dalam Kabinet Kerja, tetapi dia heran kenapa Rini justru santer digiring untuk dicongkel sebagai menteri.
"Reshuffle yang dilakukan hanya untuk mengakomodasi kepentingan partai tertentu atau mengakomodir partai tertentu yang sudah ngebet ingin masuk kabinet," kata Refrizal saat dihubungi di Jakarta, Senin (28/12/2015).
Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah memberi sinyal segera melakukan reshuffle. Saat kunjungan ke Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (26/12/2015) kemarin, Jokowi bicara soal kriteria menteri yang akan ditendangnya dari kabinet.
"Saya beri waktu 1,5 bulan, kalau belum juga dikerjakan maka saya beri rapor merah. Itu yang nanti kena reshuffle. Begitu cara saya bekerja," kata Jokowi.
Tak pelak pernyataan Jokowi tersebut memantik keyakinan reshuffle akan digelar dalam waktu dekat. Apalagi sebelumnya sejumlah politisi parpol pendukung pemerintah sudah bicara banyak soal reshuffle. Salah satunya politikus PAN Aziz Subekti.
Aziz mengaku dirinya menerima informasi bahwa partainya akan mendapat jatah dua kursi menteri, yaitu Menteri Perhubungan plus Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: