Bisnis Asuransi Harus Berani Berekspansi

WE Online, Palembang - Bisnis asuransi harus berani berekspansi dengan menggarap sektor yang belum dijajal untuk mempertahankan pertumbuhan yang dicapai tahun lalu, kata Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Wahyu Suwedi.

"Mau tidak mau harus mau berekspansi karena jika mengandalkan sektor yang ada maka akan tergerus di saat pelemahan ekonomi saat ini," kata Suwedi yang dijumpai seusai mengikuti edukasi oleh Otoritas Jasa Keuangan di Palembang, Kamis (10/3/2016).

Ia mengatakan jika hanya menggarap asuransi kendaraan yang menopang 50 persen dari bisnis maka akan sulit bertahan di tengah pelemahan akibat anjloknya harga komoditas.

"Saat ini beberapa perusahaan asuransi mulai menggarap asuransi aset milik pemerintah provinsi sebagai salah satu cara untuk bertahan," kata dia.

Ia mengatakan pada tahun lalu, bisnis asuransi sudah mengalami penurunan sekitar 20 persen jika dibandingkan tahun 2014. Sementara pada 2016 ini, diperkirakan tidak jauh berbeda mengingat harga komoditas ekspor karet dan sawit masih belum membaik. Seperti diketahui bahwa perekonomian Sumsel sangat dipengaruhi oleh harga kedua komoditas itu.

"Asuransi, perbankan, pegadaian, dan lainnya sangat bergantung sekali dengan sektor rill, jika sektor rill lesu maka akan ikut lesu," kata dia.

Sementara dari sisi premi, perusahaan asuransi tidak dapat lagi bersaing karena OJK sudah menentukan persentasenya.

"Jadi saat ini bersaing dari sisi pelayanan, dan mau berekspansi. Itulah strategi untuk tetap bertahan pada tahun ini," kata dia.

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan mencapai 5,6 hingga 6,3 persen pada 2016 atau meningkat dari tahun 2015 yang berada di kisaran 4,7-5,0 persen. Peningkatan ini terjadi karena Sumsel bakal melakukan pembangunan infrastruktur strategis penunjang Asian Games tahun 2018. (Ant)