WE Online, Pati - Pembangunan pabrik semen baru di Pati merupakan upaya preventif yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan semen di masa depan. Kegagalan memenuhi kebutuhan konsumsi semen yang meningkat dari waktu ke waktu akan membuat pembangunan Indonesia terhambat, meningkatkan ketergantungan impor terutama dari Tiongkok, dan membuat upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih sulit terlaksana.
Hal ini dijelaskan Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya saat menghadiri kegiatan Dialog Investasi di UKM Center Pati, Jawa Tengah, Senin (25/4/2016).
Disampaikan, Kabupaten Pati memiliki potensi sumber daya alam berupa bahan baku semen yang baik dan cukup untuk dikembangkan. Sarana prasarana pendukung seperti listrik dan pelabuhan di area Pati sendiri dinilai telah cukup memadai. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Jawa Tengah dan Kabupaten Pati telah memberikan peluang bagi investasi industri semen, baik dalam konteks penambangan maupun pabriknya.
Christian melihat adanya dampak ikutan lain yang meningkatkan ekonomi warga Pati dan sekitar berupa pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Berbagai usaha makanan, transportasi, konveksi, laundry, dan jasa pendukung industri lain akan diserap oleh industri semen yang berkapasitas maksimal 4,4 juta ton per tahunnya ini. Ia mengatakan pihaknya bahkan sudah memulai CSR sebelum pabriknya dibangun di Pati.
"Kalau belum dibangun saja sudah ada CSR apalagi jika nantinya kami jadi berinvestasi Rp 7 triliun di Pati," terangnya.
Lebih jauh, disampaikan Christian mengenai kekeringan kalau ada pabrik semen.
"Kebohongan luar biasa kalau ada pabrik semen terus sawah habis. Kami tidak pernah menambang yang ada mata airnya. Kami beda dengan para penambang liar. Kami sudah ada bukti reklamasi progresif yang berafiliasi dengan ITB dan Undip. Anda bisa lihat betapa hijaunya lingkungan sekitar pabrik kami di Citeureup," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Pati Haryanto menyatakan kebijakan umum dan program pembangunan Pati berorientasi pembangunan yang cukup massif dan terbuka bagi investasi yang menyokong multiplier ekonomi rakyat Pati.
Ia mengatakan pembangunan jangka menengah Kabupaten Pati diupayakan untuk mendukung kebijakan pembangunan nasional yang pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment dan keadilan untuk semua.
"Pemkab akan terus menggenjot kombinasi dari upaya pembangunan infrastruktur dan peranan bipartit dalam meningkatkan perekonomian Kabupaten Pati. Efeknya, mendongkrak pendapatan daerah dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi Pati," jelas Haryanto.
Dirinya juga meminta agar investor yang akan membuka perusahaan diminta turut memajukan Kabupaten Pati melalui program corporate social responsibility (CSR) dan dengan menyerap tenaga kerja lokal secara proporsional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: