Kerugian Spotify Masih Membengkak Walau Pendapatan Naik 80 Persen
WE Online, Jakarta - Spotify melaporkan pendapatan tahun lalu mencapai € 1.95 miliar (US$ 2.2 miiar), namun layanan streaming musik asal Swedia tersebut belum bisa menghasilkan keuntungan.
Pendapatan meningkat 80 persen sepanjang tahun lalu, mengalahkan tingkat pertumbuhan 45 persen pada tahun 2014 dengan margin yang lebar. Namun rugi bersih meningkat sebesar 7 persen dari tahun sebelumnya menjadi € 173 juta. Beban utama Spotify adalah royalti yang dibayarkan kepada publisher dan pencipta lagu.
Mengutip BBC di Jakarta, Rabu (25/5/2016), perusahaan mengatakan bahwa pendapatan dari iklan telah meningkat hampir dua kali lipat seiring dengan tumbuhnya basis pengguna secara signifikan.
Menurut data yang dirilis Music Business Worldwide, saat ini layanan streaming musik Spotify telah mempunyai 89 juta pengguna aktif. Di antara para pengguna tersebut, 28 juta di antaranya merupakan pengguna yang membayar biaya berlangganan.
Spotify, yang sudah cukup lama memimpin industri musik streaming online, mengatakan bahwa pihaknya memprioritaskan investasi, karena menghadapi persaingan yang meningkat. Apple telah meluncurkan layanan streaming musik sendiri pada tahun 2015, sementara Rhapsody dan Deezer adalah dua perusahaan lain yang menawarkan layanan serupa.
Sebagai pemimpin industri, Spotify telah menerima banyak kritik dari seniman yang berpendapat bahwa royalti yang mereka terima dari platform streaming tersebut tidak adil, dan telah gagal untuk mendukung artis baru. Hal ini menyebabkan beberapa nama besar seperti Taylor Swift, Adele, dan Radiohead menarik keluar semua albumnya dari Spotify.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement