WE Online, Jakarta - Monsanto telah menolak penawaran senilai US$ 62 miliar dari Bayer yang akan menciptakan sebuah pemimpin global dalam industri pertanian.
Perusahaan AS tersebut mengatakan bahwa penawaran akuisisi oleh Bayer "secara finansial tidak memadai", namun pihaknya tetap terbuka untuk penawaran yang lebih tinggi.
Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (26/5/2016), CEO Monsanto, High Grant, mengatakan bahwa proposal penawaran tersebut secara signifikan lebih rendah dari nilai fundamental perusahaan. Ia juga khawatir apakah kesepakatan tersebut akan disetujui oleh regulator.
Bayer menyebut penawarannya sebagai kesempatan yang luar biasa untuk menciptakan sebuah pemimpin global dalam industri pertanian.
Dalam pengumumannya hari Senin, perusahaan kimia dan farmasi Jerman, Bayer AG akan membeli secara tunai perusahaan bioteknologi pertanian terbesar Monsanto Co asal Amerika Serikat seharga US$ 122 per saham dengan total senilai US$ 62 miliar, sesuai dengan proposal tertanggal 10 Mei.
Harga ini 37 persen lebih tinggi ketimbang harga penutupan Monsanto sehari sebelumnya dan membuat kesepakatan tersebut menjadi penawaran tunai terbesar yang pernah ada.
Membeli Monsanto akan menjadikan Bayer pemasok benih terbesar dari pionir bioteknologi pertanian. Benih hasil rekayasa genetik sudah dijual Monsanto sejak dua dekade lalu dan kini digunakan oleh mayoritas petani jagung dan kedelai di Amerika Serikat.
Menurut Wall Street Journal, kedua perusahaan secara bersama-sama, akan dapat menguasai sekitar 28 persen penjualan pestisida dan herbisida. Tidak jelas berapa harga yang diinginkan oleh Monsanto, tetapi analis telah menyarankan bahwa Bayer harus membayar lebih tinggi untuk mengamankan kesepakatan tersebut.
"Kami percaya tidak mungkin bahwa kesepakatan akan dicapai pada US$ 122 dan masih percaya bahwa US$ 135 adalah harga yang lebih mungkin," kata analis JPMorgan.
Kesepakatan itu terjadi di tengah konsolidasi yang cukup besar dalam sektor pertanian. China National Chemcal Corp pada Februari lalu setuju membeli Syngenta dengan nilai mencapai US$ 43 miliar, sebulan setelah Monsanto melepas rencana pembelian yang sama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement