WE Online, Jakarta - Guna menyatukan langkah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan 1.768 pejabat eselon II dari seluruh kementerian/lembaga (K/L) yang ada di instansi-instansi pemerintah dalam rapat kerja pemerintah di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Jokowi menegaskan gerak langkah semua pejabat harus padu, solid, dan satu garis dari atas sampai ke bawah.
"Menteri, kepala lembaga, jajaran di bawahnya eselon I, eselon II, dan seterusnya sampai nanti ke daerah," ujarnya.
Yang kedua, lanjutnya, ia ingin semuanya berlari cepat, karena perubahan global, perubahan dunia sekarang juga sangat cepat sekali. Semuanya setiap hari berubah, setiap menit berubah, bahkan setiap detik terjadi perubahan.
"Perubahan seperti itu harus kita antisipasi juga dengan sebuah kecepatan kita dalam bekerja, lincah dalam bekerja, berlari cepat dalam bekerja. Karena, saya tahu bahwa sebetulnya ujung tombak dari pelaksanaan implementasi dari setiap kebijakan yang kita buat adalah Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, tidak ada yang lain," tuturnya.
Presiden meyakini, kalau yang menggerakkan ini benar, para pejabat eselon II yang menggerakkannya benar, kecepatan itu pasti akan ada. Tetapi kalau yang menggerakkan ini belum berubah, masih dengan cara-cara yang lama, masih dengan tradisi-tradisi yang lama, akan sulit mengubah negara ini.
"Saya mempercayai tapi saya percaya juga bahwa Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara mau untuk mengubahnya secara cepat," tegasnya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan pemerintah telah memiliki progam-progam prioritas nasional. Oleh sebab itu, presiden meminta agar dalam bekerja memang sekarang ini tidak usah banyak-banyak semuanya dikerjakan.
"Kita ingin prioritas, kita ingin fokus, sudah. Kalau ngusulin anggaran enggak usah banyak-banyak, ribuan banyaknya, enggak usah, enggak. Satu, dua, tiga, empat cukup tapi jadi, tapi bermanfaat, tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Kunci ke arah itu," pintanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengharapkan tidak usah lagi jika ada seksinya 20 semuanya diberi. Kepala bagiannya ada 15, semua disamaratakan.
"Enggak seperti itu. Kalau fokusnya tiga sudah, ini tiga bagian atau tiga seksi saja yang diberi, yang lain ya sudah pelayanan. Ini yang harus kita ubah. Sudah itu ditinggal. Money follow program, sudah, programnya apa itu yang harus difokuskan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement