Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IIF Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp10 Triliun Hingga Akhir Tahun

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berkomitmen untuk menggenjot pembangunan infrastruktur di tanah air. Untuk itu, perusahaan pembiayaan infrastruktur, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) memprediksikan total dana yang digelontorkan perusahaan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur hingga akhir tahun akan mencapai sebesar Rp 10 triliun.

Presiden Direktur IIF, Arisudono Soerono mengatakan bahwa sejak berdiri pada tahun 2010 lalu hingga April 2016 perusahaan telah mendanai proyek infrastruktur di Indonesia senilai Rp 6 triliun.

"Sampai akhir tahun penyaluran pembiayaan kira-kira Rp 10 triliun. Sampai April yang sudah commit itu Rp 6 triliun. Jadi masih ada Rp 4 triliun lagi hingga akhir ini," ucapnya di Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Menurut Ari, proyek-proyek yang akan dibiayai perusahaan ada di sektor transportasi, jalan, pengairan, air minum, air limbah, telekomunikasi dan informatika, ketenagalistrikan serta minyak dan gas. Namun begitu, perusahaan pada tahun ini menyatakan hanya akan fokus ke 3 sektor seperti telekomunikasi, ketenagalistrikan dan jalan tol.

"Paling banyak ke sektor telekomunikasi itu sebesar 30 persen, tenaga listrik 20 persen dan jalan tol 12 persen, sisanya yang lain-lain," jelasnya.

Lebih lanjut Ari mengungkapkan di sektor telekomunikasi, perusahaan telah memberikan pembiayaan terhadap proyek Palapa Ring Tengah. Sementara pendanaan di bidang pembangkit listrik ada tersebar di Sumatera, Gorontalo dan Batam.

"Powerplant di Sumatera, Gorontalo kemudian ada di Batam. Paling besar 180Mega Watt (MW) di Sumatera Utara. Ada beberapa proyek lain tapi kami terikat perjanjian, enggak bisa diutarakan semua," tutur Ari.

Selain itu, IIF juga ikut membiayai pembangunan Terminal 3 Ultimate Banadara Soekarno-Hatta (Soetta). Namun, perusahaan tidak menjadi mayoritas dalam hal pendanaan proyek senilai Rp5,4 triliun tersebut. Pasalnya, IIF hanya bisa memberikan pendanaan maksimal sebesar 35 persen dari keseluruhan total pendanaan untuk proyek besar. Dan, 20 persen untuk proyek-proyek yang kecil.

"Bandara yang sekarang terminal 3 Cengkareng kita ikut pendanaan, lumayan tapi bukan mayoritas," tambahnya.

Adapun untuk mendukung pembiayaan perusahaan di tahun ini perusahaan menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun tahun ini. Perusahaan pun telah memiliki beberapa pinjaman lain, seperti pinjaman sebesar US$ 200 juta dari World Bank dan ADB dengan skema two step loan yakni mereka memberikan dananya ke pemerintah. Kemudian diberikan lagi ke SMI selaku induk usaha dan terakhir sampai ke kas perusahaan.

Lalu, ada juga pinjaman US$ 250 juta dari sindikasi 16 bank dengan dipimpin IFC, Deutsche Bank dan Standar Chartered. Jangka waktunya 5 dan 7 tahun. Selain itu, sebesar USD150 juta dari sindikasi 8 bank dengan dipimpin IFC dan ANZ dengan jangka waktu 3 dan 5 tahun.

"Terakhir, kita ada pinjaman Bank Mandiri Rp 1 triliun," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: