Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reformasi Kebijakan Memperkuat Ketangguhan Ekonomi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Target pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi dari 5,3 persen menjadi 5,2 persen di akhir tahum 2016. Sementara Bank Dunia mempredikai pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,1 persen. Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih cukup tangguh jika dibandingkan dengan negara lain. Pertumbuhan ekonomi dunia sendiri dikoreksi dari 2,9 persen menjadi 2,4 persen.

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan, masih tangguhnya pertumbuhan ekonomi Indoneaia ditopang oleh konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah. Kelanjutan kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah dapat membantu mengatasi melambatnya permintaan dan gejolak pasar keuangan dunia.

"Kebijakan keuangan yang penuh kehati-hatian, peningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur dan reformasi kebijakan guna memperkuat iklim investasi, telah meno indonesia dalam mempertahankan pertumbuhannya di kisaran 5,1 persen," ujar Rodrigo Chaves, Perwakilan Bank Dunia saat memaparkan hasil laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (20/6/2016).

Kondisi tersebut akan membantu Indonesia mendorong kepercayaan investor. Menurut laporan tersebut, sejumlah reformasi kebijakan telah diumumkan sejak bulan September 2015, dan beberapa sektor, khususnya perdagangan dan investasi, mulai menunjukkan hasil.

Indonesia perlu meningkatkan investasi swasta, mengingat tekanan padapendapatan pemerintah rencana pemerintah untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, penerimaan rendah yang lebih 28 persen dari PDB, menurut perhitungan Bank Duna, 90 persen target investasi yang tercantum di APBN awal tetap akan terpenuhi.

Lebih lanjut, Rodrigro menjelaskan, pertumbuhan belanja sektor swasta tetap tangguh di 5 persen tahun-per-tahun. Perkembangan imvestasi yang menurunnya berdampak pada tumbuhnya PDB Indonesia sebesar 4,9 persen tahun di kuartal pertama tahun 2016, Melemahnya permintaan dunia juga akan terus menekan ekspor.

Dengan melemahnya sektor komoditas, Indonesia sebaiknya meraih kesempatan dan jasa Peran Indonesia dalam sektor manufaktur dunia tidak banyak berubah dalam 15 tahun terakhir. Ini adalah kesempatan besar untuk terus melaksanakan reformasi, yang dapat memperkuat daya saing terus sektor manufaktur dan jasa, khususnya pariwisata.

Selain reformasi yang adanya strategi yang berpusat pada pengalihan teknologi atau pembangunan kapasitas terkait.

Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Saat ini, ekspor manufaktur Indonesia didominasi oleh produk teknologi rendah, peleburan materi dan perakitan. Akibatnya, Indonesia rentan terhadap perpindahan lokasi perusahan-perusahaan multi-nasional.

Selain rangkuman tantangan bidang manufaktur, laporan IEo juga menganalisa berkembangnya deregulasi perdagangan dan dampak liberalisasi perdagangan pada biaya hidup, terutama harga pangan.

Laporan ini juga menjelaskan bagaimana pendapatan dan pengeluaran bank, pasar keuangan serta persaingan dari pemerintah untuk mendapat sumber pembiayaan. berdampak pada tingginya suku bunga Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: