Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendidikan Rendah Jadi Pemicu Putusan Brexit

Warta Ekonomi, Jakarta -

Inggris harus membayar mahal atas ketimpangan dan kurangnya investasi dalam pendidikan yang  menyebabkan rakyat Inggris kecewa lalu memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, demikian kata CEO Credit Suisse Tidjane Thiam.

Inggris memberikan suara dalam referendum 23 Juni untuk keluar dari Uni Eropa, sebuah keputusan yang telah mengguncang pasar keuangan dan membingungkan para pelaku bisnis.

Thiam, mantan kepala asuransi Inggris Prudential, yang tinggal hampir 15 tahun di Inggris, terkejut saat berkunjung ke sebuah sekolah dekat distrik keuangan kota di Tower Hamlets. Ia diberitah bahwa banyak anak-anak disana hanya makan sekali sehari.

"Itu seperti yang saya lihat di Pantai Gading," kata Thiam yang merupakan mantan menteri pemerintah di negara Afrika Barat, dalam konferensi bisnis di Perancis selatan, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Selasa (5/7/2016).

Ia mengatakan bahwa Inggris harus mengadopsi sistem pajak redistributif bahkan menaikkan pajak, untuk memastikan orang yang tidak mampu bersaing tidak merasa kehilangan haknya.

"Saya sedang menonton pawai di London pada hari Sabtu, dan aku ingin bertanya kepada mereka, berapa banyak dari Anda akan menerima untuk membayar pajak lebih tinggi. Ini adalah hal baik atas pertanda besar untuk memprotes dan melawan hasil referendum. Tapi akan menjadi cerita lain jika Anda mulai berdiskusi tentang menciptakan solidaritas yang lebih," katanya.

Thiam mengatakan bahwa mereka dengan pencapaian pendidikan terendah lebih cenderung untuk kembali ke Brexit.

"Itu harga yang harus dibayar Inggris untuk ketimpangan dan kurangnya investasi dalam pendidikan. Sesuatu harus dilakukan di tingkat nasional sehingga tidak ada begitu banyak orang yang tertinggal oleh hasil dari pemilu demokratis nasional yang telah memberikan hasil yang buruk bagi negara dalam jangka menengah," pungkasnya.

Thiam mengambil pos barunya sebagai kepala bank terbesar kedua Swiss pada 1 Juli tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: