Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sindir Laut China Selatan, Perdana Menteri China Marah di KTT Asia-Eropa

Warta Ekonomi, Beijing -

Laut Cina Selatan tidak ada dalam acara dan seharusnya tidak dibicarakan dalam temu pemimpin Asia dengan Eropa di Mongolia pada akhir pekan ini, yang dihadiri Perdana Menteri China, kata diplomat negeri itu, Senin (11/7/2016).

Temu puncak Asia-Eropa (ASEM) menjadi pertemuan penting pertama setelah pengadilan arbitrase pada 12 Juli memutuskan sengketa China dengan Filipina terkait Laut China Selatan di Denhaag, Belanda.

Ketegangan dan retorika meningkat menjelang putusan itu, terkait China menolak mengakui atau ikut dalam putusan tersebut dengan mengatakan bahwa pengadilan itu tidak memiliki wilayah hukum dan China tidak dapat dipaksa menerima penyelesaiannya.

China berulangkali menyalahkan AS mencampuri permasalahan Laut China Selatan, yang juga diklaim tumpang tindih oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan.

Wakil Menteri Luar Negeri China Kong Xuanyou memberikan sinyal bahwa diskusi Laut China Selatan tidak akan diterima di pertemuan ASEM yang digelar sekali dalam dua tahun, karena dirancang untuk mendiskusikan permasalahan antara Asia dan Eropa.

"Pertemuan pemimpin dalam ASEM bukanlah tempat yang cocok untuk mendiskusikan Laut China Selatan. Tidak ada rencana untuk diskusi di agenda pertemuan, dan seharusnya tidak dimasukkan dalam agenda," kata Kong.

Namun, diplomat mengatakan, Beijing yang menjadi penyelenggara untuk ASEM tidak dapat memungkiri bahwa isu sengketa Laut China Selatan akan muncul.

Selain Perdana Menteri China Li Keqiang, yang diharapkan hadir dalam pertemuan tersebut adalah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Kanselir Jerman Angela Merkel dan pejabat tinggi Uni Eropa.

Amerika Serikat telah melakukan patroli bebas berdekatan dengan pulau China, yang memancing kemarahan Beijing, sementara China telah menyiagakan militer di kawasan tersebut.

Kong mengatakan jika ada ketegangan terjadi di Laut China Selatan, hal tersebut karena negara lain mengganggu dengan ikut campur.

"Tidak ada alasan memasukkan masalah Laut China Selatan pada pertemuan ASEM terkait kebebasan pelayaran dan kepentingan keamanan. Itu bukan wewenangnya," katanya menambahkan.

Negara terkait di wilayah tersebut serta China memiliki kebijakasanaan menjaga kedamaian dan ketenangan di wilayah laut tersebut, tambah Kong. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: