Perusahaan baja terbesar Jerman Thyssenkrupp mengonfirmasi bahwa pihaknya dalam pembicaraan dengan Tata Steel India mengenai konsolidasi pabrik baja Eropa yang tengah dilanda kelebihan kapasitas, lemahnya permintaan, dan impor murah.
Tata Steel mengatakan telah menangguhkan proses penjualan Tata Steel Inggris yang bermasalah, sementara itu, kini perusahaan mengadakan pembicaraan dengan mitra potensial, termasuk Thyssenkrupp, mengenai solusi alternatif dan lebih berkelanjutan bagi seluruh bisnis Eropa. Selain operasi Inggris, Tata Steel Eropa juga memiliki bekas pabrik baja Hoogovens di Belanda.
Mengutip Reuters di Jakarta, Selasa (12/7/2016) Juru bicara Thyssen Nicola Roettger mengatakan bahwa perusahaannya telah lama meyakini bahwa konsolidasi industri baja Eropa sangat diperlukan dikala situasi ekonomi yang sedang sulit.
Tata mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa pembicaraan yang dapat mencakup kemungkinan dibentuknya usaha patungan untuk operasi bisnis Eropa, merupakan alternatif yang potensial untuk menjual bisnis di Inggris yang disiapkan untuk dijual pada Maret lalu, termasuk pabrik baja Port Talbot di Wales yang merupakan pabrik baja terbesar di negara tersebut.
Perusahaan mengatakan bahwa keputsan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, dan hasil konsultasi pemerintah Inggris pada skema pensiun Tata Steel Inggris, membuat Tata harus memikirkan kembali penjualan tersebut.
"Akibatnya, Tata Steel kini telah menagguhkan penjualan dan memasuki pembicaraan dengan pemain strategis dalam industri baja, termasuk Thyssenkrupp," kata perusahaan India tersebut.
Namun, Thyssenkrupp sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya tidak dalam posisi untuk menghabiskan uang pada merger.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement