PT Astra International Tbk (ASII) menyampaikan sektor alat berat masih menghadapi tantangan yang berat pada tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh masih melemahnya kinerja perusahaan pertambangan di Tanah Air.
Alhasil, Astra Group mengurangi porsi belanja modal (capital expenditure/capex) untuk alat berat menjadi sekitar Rp3 triliun dari sebelumnya sekitar Rp6 triliun. Diketahui, pada tahun ini Astra International mengalokasikan capex sekitar Rp 14 triliun.
"Ada perlambatan, capex PT United Tractors Tbk (UNTR) yang biasanya Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun, bahkan peaknya Rp 7 triliun, mungkin menjadi Rp 3 triliun. Beda konsentrasi saja," ujar Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (2/8/2016)
Namun demikian Ia mengatakan, capex di sektor lain akan dipertahankan atau bahkan dinaikan porsinya. Misalnya, untuk insfrastruktur, logistik, dan properti perseroan mengalokasikan belanja modal 38% dari total capex.
"Kalau dilihat, kita breakdown ada turun ada yang naik. Sebagai contoh infrastruktur, logistik, dan properti. Tiga divisi menyumbang 38% dari Rp 14 triliun," katanya.
Dia mengatakan, perseroan tetap mempertahankan ekspansi di sektor otomotif. "Otomotif tulang punggung Astra dan memang secara kapasitas produksi cukup. Tidak capex lain kecuali mobil baru. Kapasitas produksi Daihatsu 530 ribu, Toyota 250 ribu, roda dua 5,8 juta sudah terpenuhi. Konsentrasinya yang berubah," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, ASII mencatatkan laba sebesar Rp 7,11 triliun pada semester I 2016 atau turun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 8,05 triliun. Sektor alat berat mengalami penurunan laba yang signifikan yakni 45 persen dari Rp 2,04 triliun menjadi Rp 1,21 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement