Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semester I PDAM Balikpapan Hanya Pasang 200 Sambungan Baru

Warta Ekonomi, Balikpapan -

PDAM Balikpapan belum dapat memenuhi target pemasangan sambungan baru akibat desifit air yang dialami sepanjang akhir tahun 2015 dan awal 2016. Dari 1.500 sambungan baru air bersih yang terpenuhi baru 200 sambungan saja.

Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendi mengatakan bahwa pada semester I-2016 baru sekitar 200 sambungan baru yang terealisasi dari target sepanjang tahun 2016 sebanyak 3.000 sambungan baru. Ia mengatakan hal ini karena pihaknya masih mengalami defisit air akibat musim kering sehingga mempengaruhi level air waduk Manggar.

"Ya, karena persoalan air yang belum bisa terpenuhi pada titik aman, yakni 10 meter. Sekarang ini airnya sebenarnya belum dalam kondisi normal baru dalam pemulihan juga. Ada kita sambung cuma untuk daerah-daerah yang memungkinkan terlayani bisa ditambah," katanya di Balikpapan, Selasa (9/8/2016).

Saat ini level Waduk Manggar masih pada angka 7,57 meter. PDAM memang, kata Haidir, tidak lagi melakukan penggiliran distirbusi air di dua IPAM utamanya, yakni IPAM Damai dan IPAM Batu Ampar. Namun, untuk memenuhi pemasangan baru sangat bergantung pada ketinggian level air di Waduk Manggar sebagai penyuplai utama sebesar 900 liter/detik.

Dia meyakini bahwa hingga akhir tahun jika kondisi level waduk stabil PDAM hanya mampu merealisasikan sekitar 2.000 sambungan baru dari target seluruhnya 3.000 sambungan.

"Targetnya hingga akhir tahun minimal 2.000 sambungan. Kalau kondisi seperti sekarang agak susah, tapi kita akan usahakan mudah-mudahan hujan masih terjadi," tandasnya.

Haidir Effendi berharap bahwa ke depannya musim hujan masih kembali terjadi sehingga bisa mengisi level Waduk Manggar hingga 10 meter.

"Jika ini terjadi maka bisa ngebut kekurangan target kita dari target 3.000 sambungan baru. Setidaknya dua ribuan sambungan baru kita selesaikan hingga akhir tahun," ujarnya.

Namun, dia menyebutkan bahwa untuk wilayah tempat tinggal masyarakat pada perbukitan pihaknya sulit memenuhinya karena air yang ada harus mampu pada tekanan tertentu.

"Ini belum karena takutnya saat dipasang yang keluar hanya angin," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: