Saham Syngenta Naik 12% Usai Rencana Akuisisi Disetujui Regulator AS

Saham grup agribisnis Swiss, Syngenta, meningkat 12 persen setelah kesepakatan akuisisi oleh ChemChina mendapat lampu hijau oleh regulator AS. Kesepakatan senilai US$ 43 miliar tersebut ditetapkan menjadi pengambilalihan perusahaan asing terbesar yang pernah dilakukan oleh sebuah perusahaan China.

Kesepakatan tersebut diselesaikan oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) yang memeriksa penawaran untuk implikasi ketahanan nasional. Amerika Utara merupakan pasar utama Syngenta, yang memberikan kontribusi sekitar seperempat dari total penjualan.

Mengutip BBC di Jakarta, Selasa (23/8/2016), China National Chemical Corporation menawarkan untuk membeli saham Syngenta senilai US$ 465 per lembar saham pada bulan Februari. Saham Syngenta kemudian turun sekitar 20 persen di bawah nilai tersebut karena kekhawatiran bahwa CFIUS tidak akan menyetujui kesepakatan tersebut.

Ketika kesepakatan itu diumumkan awal tahun ini, ketua Syngenta Michel Demaré mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan membantu perusahaan untuk melakukan ekspansi lebih lanjut di China.

"ChemChina memiliki visi yang sangat ambisius di masa depan, yakni mengamankan pasokan makanan untuk 1,5 miliar orang dan menyadari bahwa hanya teknologi yang dapat membuat hal itu dapat tercapai," kata Demaré.

Perusahaan China tersebut memiliki berbagai usaha, termasuk produsen ban Italia Pirelli, produsen mesin Jerman KarussMaffei dan produsen pestisida terbesar Israel. Kesepakatan itu akan menjadi pengambilalihan terbesar kedua di industri kimia dalam satu tahun terakhir setelah kesepakatanj merger Dow Chemical-DuPont yang bernilai US$ 130 miliar yang diumumkan Desember lalu.