Sudah menjadi rahasia umum jika Indonesia merupakan sasaran empuk pemasaran merek-merek asing. Mulai dari produk otomotif, teknologi canggih, alat telekomunikasi, hingga produk agrobisnis terus membombardir pasar Indonesia. Untuk itu, Indonesia membutukan sebuah langkah besar di mana nantinya produk dalam negeri dapat bersaing bahkan menembus pasar internasional.
Program Director Indonesia Brand Forum (IBF) Yuswohady meyakini brand merupakan solusi yang jitu untuk memenangkan persaingan.
"IBF mengusulkan perlunya perusahaan keluarga di Indonesia bersatu dan menyamakan langkah untuk masuk dan bersiang di pasar global melalui apa yang saya sebut Family Business Inc," kata Yuswohady dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Ia mengatakan bahwa bicara perusahaan keluarga maka tidak bisa lepas dari peran dan kontribusinya yang sangat strategis bagi perekonomian Indonesia. Lebih dari 95% perusahaan yang ada di Indonesia dimiliki oleh keluarga.
"Total kekayaan mencapai US$134 miliar atau sekitar 25% dari PDB (produk domestik bruto) Indonesia dan ingat sekitar 40.000 orang terkaya di Indonesia adalah pemilik perusahaan keluarga," jelasnya.
Ia menambahkan antar-grup-grup besar perusahaan keluarga harus terjalin kolaborasi dalam menghimpun kekuatan di tingkat global. Selama ini antar-grup-grup besar perusahaan keluarga ini jalan sendiri-sendiri. Padahal, mereka bisa melakukan sinergi sumber daya, jejaring bisnis, pertukaran informasi, hingga benchmarking pengalaman yang menghasilkan kekuatan gabungan yang luar biasa.
"Ambil contoh beberapa kasus gampang. Garuda Food misalnya, punya pengalaman berharga masuk ke pasar China dan India maka pengalaman itu seharusnya bisa dibagi ke grup-grup perusahaan keluarga lain di tanah air sehingga mereka tidak mulai dari nol sama sekali," ujarnya.
Contoh berikutnya Grup Kalbe yang dikenal cukup punya jejaring pemasaran yang kokoh di Filipina karena produknya Extra Joss menjadi market leader maka perusahaan lain bisa menggunakan jejaring tersebut untuk mengembangkan bisnis atau Indofood yang memiliki jaringan operasi yang kokoh di pasar Afrika dan Timur Tengah misalnya bisa membuka akses pasar bagi perusahaan-perusahaan nasional yang mau beroperasi di sana.
"Antar-grup-grup perusahaan keluarga ini boleh saja bersaing di dalam negeri, tapi harus berkolaborasi dan bersinergi di pasar luar negeri. Kenapa? Karena mereka adalah 'siapa' di dalam negeri, tapi 'bukan siapa-siapa' di pasar luar negeri. Ketika kita kecil di pasar luar negeri maka jalan paling ampuh adalah bekerja sama menghimpun kekuatan agar menjadi besar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement