Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memfasilitasi pertemuan antara industri pariwisata Indonesia dengan pelaku industri pariwisata Malaysia dalam acara Indonesia Tourism Table Top yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya di Jakarta, Kamis (25/8/2016), mengatakan, acara yang digelar di Pullman Hotel, Kuala Lumpur, pada 24-25 Agustus 2016 itu menjadi salah satu upaya untuk menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) asal negeri jiran.
"Indonesia Tourism Table Top kali ini merupakan salah satu temu bisnis terbesar yang digelar Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di Kuala Lumpur, sebagai negara fokus pasar wisata utama Indonesia," kata Arief Yahya.
Indonesia Tourism Table Top Kuala Lumpur merupakan rangkaian dari acara serupa yang sebelumnya digelar pada Februari 2016.
Sebanyak 50 sellers pelaku industri pariwisata Indonesia dan 60 buyers dari industri pariwisata Malaysia akan dipertemukan dalam satu kesempatan agar bisa menjajaki kerja sama sehingga tercipta kesepakatan bisnis wisata Indonesia untuk pasar Malaysia.
Pada kesempatan ini, Kementerian Pariwisata RI mengundang para pelaku industri pariwisata Indonesia yang juga anggota Association of Indonesian Travel Agents (ASITA) dari berbagai provinsi untuk turut serta dalam acara tersebut.
Para pelaku industri yang terlibat di antaranya datang dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
"Untuk memperdalam penguasaan tentang berbagai destinasi di Tanah Air kepada para buyers di Malaysia, maka akan digelar pula pameran produk dari para pelaku industri pariwisata Indonesia yang tergabung dalam ASITA," katanya.
Pada hari pertama acara tersebut, akan dipresentasikan produk dan paket wisata ("product knowledge presentation") dari Yogyakarta, Sumatera, dan Jawa sebagai destinasi favorit utama turis asal Malaysia.
Selanjutnya pada hari kedua, akan dilakukan hal serupa untuk paket wisata bertema Bali and Beyond, khususnya Sulawesi Selatan sebagai destinasi baru yang diperkenalkan kepada turis Malaysia.
Menteri Arief Yahya mengatakan, dalam dua hari acara Table Top Meeting, para pelaku industri pariwisata lokal dari Malaysia diharapkan dapat menjajaki potensi kerja sama dengan calon rekan bisnis mereka dari Indonesia.
"Dengan begitu mereka bisa menciptakan dan menjual paket wisata Indonesia untuk pasar Malaysia," katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan kerja sama ini akan menjadi bukti bahwa baik Indonesia maupun Malaysia mendukung kebijakan ASEAN Single Tourism Destination sebagai suatu kebijakan yang telah dideklarasilan untuk mendukung promosi bersama kawasan ASEAN.
"Salah satu rencana aksi strategi untuk mengimplementasikan kebijakan ASEAN Single Destination yakni memperluas konektivitas," katanya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia dan Malaysia kini terhubung oleh 12 maskapai penerbangan yang menawarkan penerbangan langsung dari 10 kota di Malaysia dan 18 kota di Indonesia.
"Dan dalam waktu dekat kami berharap akan ada lebih banyak kota di dua negara ini terkoneksi melalui penerbangan langsung," kata Pitana.
Oleh karena itu baik pemerintah kedua negara maupun para pelaku industrinya harus berupaya untuk mendorong gagasan tersebut.
Koneksi Bisnis Sementara itu Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengatakan Kemenpar sendiri menunjukkan dukungan seriusnya melalui penyelenggaraan event Indonesia Tourism Table Top yang mengoneksikan para pelaku industri di Indonesia dan Malaysia secara business to business.
"Melalui event tersebut, diharapkan akan mendatangkan lebih banyak wisman Malaysia yang berkunjung ke Indonesia untuk menikmati destinasi wisata yang menarik," katanya.
Tahun ini, Indonesia memasang target kunjungan wisman sebesar 12 juta sampai tutup tahun.
Sementara Malaysia merupakan negara fokus pasar wisata utama yang ditarget mampu menyumbangkan 2 juta wisman sepanjang 2016 di samping Singapura dan Tiongkok yang selama ini bersama Malaysia menjadi tiga besar penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement