Dorong Pertumbuhan, Prada Targetkan Generasi Millennial

Industri fashion mewah terus berjuang di tengah perlambatan permintaan. Salah satunya, brand fashion mewah asal Italia, Prada, yang berupaya mendorong pertumbuhan dengan menargetkan pelanggan muda melalui penjualan online dengan harga yang fleksibel.

Mengutip BBC di Jakarta, Sabtu (27/8/2016), Prada melaporkan penurunan laba sebesar 25 persen menjadi € 330 juta di paruh pertama 2016 yang disebabkan oleh penurunan permintaan di China dan Italia. Sementara itu, pendapatan turun 15 persen menjadi €1,55 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan April Prada melaporkan perolehan laba terendah dalam lima tahun.

Kendati demikian, Prada meyakini bahwa pada tahun 2016 akan menjadi "titik balik" setelah serangkaian upaya yang telah dilakukan perusahaan, seperti meninjau harga, varietas produk serta pemasaran online untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Sebelumnya, langkah Prada mendapat kritikan karena membuka terlalu banyak toko online baru dan gagal dalam berinvestasi Namun, Prada mengatakan telah berada di jalur untuk melipatgandakan penjualan e-commerce selama dua tahun ke depan dengan meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan secara online, terutama sepatu.

Prada juga akan memperluas aktivitas media sosial, khususnya Instagram, sehingga dapat meningkatkan brand image sebagai merek yang 'selalu terhubung' dengan generasi millennial, mengacu pada kelompok usia 20 hingga 30-an.

Di saat yang sama, brand fashion mewah lainnya, Mulberry, yang terkenal dengan produk tas kulitnya, melaporkan lonjakan laba sebesar tiga kali lipat di bulan Juni setelah beralih ke produk yang lebih terjangkau. Mulberry tengah berjuang dalam beberapa tahun terakhir akibat gagalnya perusahaan dalam bersaing dengan merek-merek yang lebih mewah dan berkualitas tinggi, seperti Prada dan Fendi.

Dalam dua tahun terakhir, Mulberry telah memperkenalkan desain baru dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah berkisar antara £ 500 hingga £ 800.