Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bio Farma Siap Ciptakan Kemandirian Nasional Bidang Life Science

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bio Farma (Persero) siap menggelar Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) yang akan menyinergikan lintas stakeholder antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas.

Forum yang sudah terbentuk sejak tahun 2011 silam ini sebelumnya bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dan tahun ini ada penyesuaian menjadi Forum Riset Life Science Nasional (FRLN). Ditargetkan, forum ini akan dihadiri 400 periset/peneliti se-Indonesia dari pihak universitas, pemerintah, dan industri, khususnya periset dalam bidang vaksin dan life science.

Peneliti Senior Bio Farma dan Ketua Panitia FRLN 2016 Maharani mengatakan forum ini bertujuan untuk pengembangan produk biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri guna mewujudkan kemandirian produk nasional dalam memenuhi kebutuhan domestik. Rencananya, FRLN 2016 ini akan dibuka oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir; dan Direktur Utama Bio Farma Iskandar.

"Konsep FRLN tahun 2016 ini difokuskan diskusi capaian hasil konsorsium dan working group di hari pertama guna menghasilkan rekomendasi percepatan ke arah komersialisasi. Di hari kedua hasil dan rekomendasi disampaikan kepada para stakeholder agar percepatan komersialisasi produk life science dapat terkawal dengan baik," katanya di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Pada FRLN tahun ini, imbuhnya, juga akan dilakukan serah terima antigen klon TB dari Konsorsium Tuberculosis kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang selanjutnya diserahkan kepada Bio Farma untuk pengembangan ke skala industri.

Konsorsium riset Tuberculosis terdiri dari beberapa institusi, yaitu Bio Farma, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Hassanudin, Universitas Brawijaya, Universitas Mataram, Universitas Jember, Unika Atma Jaya, dan RS Rotinsulu. Adapun, Pusat Biomedik dan Teknologi Dasar Kesehatan Litbangkes RI sebagai Koordinator.

Sebagai bentuk dukungan Bio Farma terhadap riset Life Science di Indonesia bagian timur, pada FRLN tahun ini juga akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Dirut Bio Farma Iskandar dengan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D (Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT) dalam kaitan kerja sama riset produksi antiserum.

Dalam upaya untuk melindungi pengelolaan terhadap kekayaan intelektual juga akan ditandatangani nota kesepahaman antara Bio Farma dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.

Menurut Maharani, percepatan hilirisasi produk life science memerlukan dukungan pihak-pihak terkait, seperti kebijakan, regulasi, dan pendanaan. Karena itu, dalam simposium akan diselenggarakan talkshow mengupas permasalahan yang dihadapi peneliti dengan mengundang para pakar.

"Dengan seluruh rangkaian acara ini, kami harapkan riset life sciences dapat segera menjadi produk nasional yang mandiri guna memenuhi kebutuhan biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: