Harga biji kakao di tingkat petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak sebulan terakhir mengalami kenaikkan yang sangat signifikan mencapai 47 persen, dibandingkan sebelumnya, yakni dari Rp24.000 menjadi Rp35.000/Kg.
Arsal, salah seorang pedagang pengumpul biji kakao di Blangpidie, Rabu (31/8/2016) mengatakan, kenaikan harga kakao kering tersebut disebabkan meningkatnya kebutuhan pasar, sementara hasil produksi di tingkat masyarakat petani semakin berkurang.
"Sekitar dua bulan lalu dengan menggunakan sepeda motor saya masuk ke desa-desa membeli biji kakao pada masyarakat petani dengan harga sesuai pasaran. Waktu itu rata-rata mendapat 150 Kg/hari. Tetapi, kalau saat ini 10 Kg saja susah kita dapatkan," ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Abdya, Herman Surayadi, mengaku produksi biji kakao di daerahnya sudah mulai turun sejak tahun 2017 akibat penyakit menyerang tanaman petani.
"Selama tanaman kakao diserang penyakit busuk buah, hasil produksinya turun sekitar 50 persen. Jadi, kalau sebelumnya petani mendapat hasil 1.200 Kg/hektare sekali panen, kini turun menjadi 700 Kg/hektare," katanya.
Ia mengaku, pihak Dinas Perkebunan Abdya telah melakukan berbagai upaya untuk pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman kakao warga, mulai dari penyaluran obat-obatan secara gratis, hingga memperbaiki saluran drainase di kebun.
"Kita sudah berupaya memberikan fungisida dan insektisida secara gratis pada petani di pedesaan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement