Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Renuka Coalindo Cari Pembeli Potensial Karena Terus Merugi

Warta Ekonomi, Jakarta -
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) berniat melepas sebagian atau seluruh investasinya di dua entitas usahanya, PT Jambi Prima Coal dan PT Surya Global. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk lepas dari jerat rugi bersih yang membayangi perseroan sejak tahun 2015 lalu. Pada Desember lalu, Renuka menderita rugi bersih sebesar US$ 1,46 juta kemudian menyusut menjadi US$148,93 ribu di semester satu 2016.
 
Direktur Utama Renuka Coalindo Santanu Lath mengatakan jajaran direksi telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menawarkan dua entitas usaha perusahaan kepada calon investor. Kendati belum membeberkan total kebutuhan dananya, namun jajatan direksi telah mendapat kewenangan untuk mendivestasi sebagian atau seluruh investasinya di Jambi Prima Coal dan Surya Global. “Kalau harganya cocok baru bisa kami jelaskan, ini hanyalah salah satu opsi,” katanya usai Paparan Publik di Jakarta, Senin (26/9/2016).
 
Lebih lanjut dirinya mengatakan Jambi Prima Coal memiliki cadangan batu bara sebesar 90 juta metrik ton (MT) di 2012. Dengan hal tersebut, dirinya optimistis Jambi Prima Coal dapat dilepas dengan harga yang menarik. Apalagi saat ini pemerintah dan juga salah satu negara tujuan ekspor perusahaan, India tengah gencar membangun pembangkit listrik bertenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar penggeraknya. 
 
Sebagai catatan saat ini perseroan menggantungkan pendapatannya pada 2 entitas usahanya itu, Jambi Prima Coal dan Surya Global Makmur. Jambi Prima memegang izin usaha pertambangan (IUP) seluas 1.000 hektare (ha) dan PT Surya Global Makmur yang baru diakuisisi 26 Mei 2014 lalu memiliki IUP sebesar 2.600 ha. 
 
Kedua tambang perseroan terletak di Sorolangun, Jambi dan tercatat memiliki cadangan batubara mencapai 212,9 juta ton. Sebenarnya, Renuka berencana menggenjot produksi  tahun ini hingga 5 juta ton. Tapi rencana tersebut terkendala belum pulihnya harga batubara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: