Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Transisi Energi, Bahlil Tetap Dorong RI Produksi Batu Bara Secara Masif

Meski Transisi Energi, Bahlil Tetap Dorong RI Produksi Batu Bara Secara Masif Bahlil Lahadalia. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan keoptimisannya bahwa pasar batu bara akan tetap menarik meski ditengah isu transisi energi. Pasalnya Bahlil menilai batu bara masih menjadi energi yang menghasilkan energi dengan biaya yang cukup kompetitif.

"Batu bara, sampai dengan hari ini kami masih menganggap adalah sebagai salah satu energi yang cukup kompetitif, murah dan bisa menghasilkan biaya yang kompetitif untuk menghasilkan produk," ucap Bahlil di Indonesia Mining Summit, Di Jakarta, Rabu (04/12/2024).

Bahlil menyebut bahwa sejumlah lembaga keuangan global tertarik untuk berinvestasi, dengan syarat Indonesia memensiunkan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) selaras dengan transisi energi. Meski demikian, ia menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu menelan mentah-mentah arahan negara-negara maju.

Baca Juga: Batubara Jenis Ini Bakal Jadi Fokus Produksi Bukit Asam (PTBA)

”Tidak boleh, kita setuju dengan pikiran global tapi ukur diri kita juga, baseline kita beda dengan baseline negara-negara yang sudah maju. Jangan ibarat kata, jangan orang sudah S2 memaksakan pikirannya untuk mendikte orang yang baru tamat SMA atau baru semester 7 untuk sama dengan dia S2,” lanjut Bahlil.

Lebih lanjut, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, Bahlil mengingatkan bahwa komitmen tersebut harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi dalam negeri. Apalagi, teknologi untuk mendukung transisi energi saat ini masih relatif mahal.

"Sampai sekarang saja Eropa masih minta batu bara dari Republik Indonesia, kok. Ya, kita jujur-jujur saja, aku tahu kok," ungkap Bahlil.

Oleh karena itu, Bahlil menyampaikan bahwa perusahaan batu bara tidak perlu khawatir berlebihan terhadap kampanye transisi energi yang digaungkan negara-negara maju.

"Lanjut terus, tidak ada masalah. Apalagi kalau produksi bagus, PNBP bagus, pertumbuhan ekonomi daerah bagus, tidak ada masalah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: