BRI Wilayah Palembang yang membawahi tiga provinsi yakni Sumsel, Jambi, dan Bangka Belitung, selektif dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor perkebunan untuk merespon penurunan harga komoditas karet, sawit, dan batu bara.
Staf Kredit Mikro BRI Wilayah Palembang Dhimas Prasetyo Ramadhan di Palembang, Jumat (7/10/2016), mengatakan perusahaan mengedepankan prinsip kehati-hatian terhadap pengajuan KUR dari kalangan perkebunan karena rentan terjadi gagal bayar.
"Ada pengajuan seperti mau peremajaan lahan untuk beli bibit atau lainnya. Karena sekarang harga karet kurang bagus, jadi BRI selektif dalam salurkan kredit," kata Dhimas.
Sementara itu, dari total Rp1,1 triliun dana KUR yang tersalur di Sumsel diketahui sebanyak Rp993 miliar disalurkan melalui BRI atau sangat mendominasi dari 36 bank yang dipercaya pemerintah.
Dhimas membenarkan bahwa perusahaannya cukup masif dalam penyaluran KUR pada tahun ini untuk membantu program pemerintah dalam penguatan sektor rill.
"Pada 2015, meski baru dimulai di Agustus tapi BRI sudah menyalurkan Rp550 miliar, dan tahun ini terhitung dari Januari hingga September sudah mencapai Rp993 miliar," kata dia.
Meski gencar menyalurkan KUR, tapi BRI tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian mengingat Sumsel terpengaruh krisis ekonomi global dengan ditandai penurunan harga karet, sawit, dan batu bara.
Harga karet yang sempat naik pada Maret 2016 hingga kisaran Rp7.300/kg kini melorot kembali dikisaran Rp4.000---Rp5.000/kg.
Sementara ini, NPL (Non Performing Loan) atau rasio kredit macet KUR masih terjaga yakni dikisaran 1,04 persen (ambang batas 5,0 persen).
"Penilaian akan diletakkan pada usahanya sendiri, yakni seberapa produktif usaha tersebut. Jika memenuhi, pasti akan diberikan karena pemerintah sendiri sudah memberikan aturan bahwa dapat diberikan tanpa agunan karena sudah dijamin lembaga penjaminan," kata dia.
Realisasi KUR secara nasional di 34 provinsi per 26 September 2016 telah tercapai 70,6 persen atau mencapai Rp70,5 triliun dari target Rp100 triliun-Rp120 triliun dengan jumlah debitur mencapai 6 juta orang.
KUR merupakan program pinjaman uang ke pelaku usaha kecil dan menengah berflapon dana Rp25 juta hingga Rp500 juta dengan bunga hanya 9 persen per tahun.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, dari Rp1,1 triliun yang disalurkan di Provinsi Sumsel itu, sebanyak Rp679 miliar ke segmen KUR Mikro, dan Rp483 miliar ke KUR Ritel, dan Rp2,83 KUR Penempatan TKI.
Capaian itu menempatkan Sumsel pada peringkat 14 dari total 34 provinsi di Indonesia, sedangkan tiga besar ditempati Jateng (Rp10,8 triliun), Jatim (Rp8,4 triliun), dan Jabar (7,4 triliun). (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement