Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Probolinggo LNG Hub Siap Penuhi Kebutuhan Gas Jawa Timur

Oleh: ,

Probolinggo LNG Hub Siap Penuhi Kebutuhan Gas Jawa Timur PGN | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT. Australasia LNG Indonesia (AALNG) prediksi, dengan keberadaan Probolinggo LNG Hub yang akan segera beroperasi pada tahun 2020, dinilai mampu memenuhi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik dan industri di Jawa Timur.

Probolinggo LNG Hub merupakan proyek kerjasama AALNG dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui PT. Petrogas Jatim Utama, untuk mewujudkan terminal apung penampungan gas dan fasilitas regasifikasi (floating storage unit and regasification unit on shore).

President Director PT. Australasia LNG Indonesia, Arya Setyaki mengatakan, ?Pemenuhan kebutuhan gas domestik, terutama untuk pembangkitan listrik dan berbagai industri, adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia. Pembangunan fasilitas regasification unit ini dapat dikatakan sebagai pionir, kami yang pertama membangun di Indonesia." ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Arya menambahkan,?Proyek ini juga fundamental untuk mengantisipasi defisit gas, yang setiap tahunnya kian besar. Guna mendukung program pemerintah dan menghindari krisis energi, inilah wujud sumbangsih dan peran nyata kami sebagai anak bangsa.

AALNG telah menunjuk KBR Asia Pacific (KBR) dan Ove Arup & Partners Hong Kong (Arup) untuk melakukan 'pre-feed study' terkait proyek pengembangan Probolinggo LNG Hub. Dua perusahaan terkemuka dan berpengalaman di bidang LNG telah dipilih untuk melakukan penelitian LNG yang sejalan dengan proyek pengembangan ini ke depan.

Proyek Probolinggo LNG Hub akan terdiri dari 'LNG Onshore Receiving Terminal' dengan 'Unit Penampungan Terapung (FSU)' dan sebuah terminal distribusi truk LNG.

Unit Penampungan Terapung dengan kapasitas 135k LNG akan tertambat selama 25 tahun ke depan. Untuk mendukung penampungan kebutuhan LNG, rata-rata di butuhkan 10 pasokan *top-up* untuk memenuhi rantai pasokan LNG regional, seperti pembangkit listrik, dan kebutuhan industri lainnya per tahun.

Penelitian Pre-FEED ini diharapkan bisa dilakukan dalam waktu tiga bulan, tentunya melalui konsultasi para ahli dari perusahaan perusahaan besar seperti yang ada di London, Singapura, dan Jakarta, serta bersama tim pengembang proyek dari AALNG itu sendiri.

Kapasitas regasifikasi terminal itu dirancang untuk 5 mtpa (million tonne per annum) dan diharapkan untuk aliran gas pertama akan di mulai pada tahun 2020 dengan kapasitas 1.5 mtpa untuk pelanggan di wilayah Jawa Timur. Terminal yang diajukan mampu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan LNG di Indonesia untuk di masa depannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: