Pakar transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Danang Parikesit mengatakan perlunya berbagai pihak terkait untuk mengkaji secara mendalam dan teliti mengenai program internasionalisasi bandara dan pelabuhan.
"Bagaimana dampaknya dengan memiliki banyak bandara atau pelabuhan internasional, apakah nantinya memang positif atau sebaliknya," kata Danang Parikesit dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat.
Untuk bisa mewujudkannya dengan tepat, menurut dia, maka akses-akses ke bandara dan pelabuhan memang dinilai memerlukan investasi yang cukup memadai.
Selain investasi yang memadai untuk akses, lanjutnya, harus ada pula keberpihakan anggaran yang juga memadai ke arah sana.
Sebagaimana diwartakan, Indonesia "diserbu" wisatawan mancanegara (wisman) yang akan berkunjung pasca-setahun diberlakukannya kebijakan bebas visa kunjungan singkat yang diberikan Indonesia kepada 169 negara.
Deputi Bidang Pengembangan Pasar Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana di Jakarta, Senin (3/10), mengatakan wisman dari beberapa negara yang diberi "free visa" menyerbu Indonesia.
"Serbuan wisman ini kemungkinan besar karena mulai efektifnya kebijakan bebas visa kunjungan, sebagaimana kajian UNWTO yang menyebutkan efektivitas bebas visa baru akan efektif setahun setelah diumumkan," katanya.
Fakta itu kata dia menjadi bukti bahwa bebas visa mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang mulai terasakan dampaknya sejak Agustus 2016.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada Agustus 2016 berjumlah 1.031.986 atau mengalami peningkatan sebesar 13,19 persen dibandingkan Agustus 2015 yang berjumlah 911.704 orang.
Secara kumulatif, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada Januari-Agustus 2016 berjumlah 7.356.310 atau meningkat sebesar 8,39 persen dibandingkan Januari-Agustus 2015 berjumlah 6.786.906 orang.
Berdasarkan kebangsaan, kunjungan wisman Agustus 2016 di 19 pintu utama dibandingkan Agustus 2015 tercatat yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu Saudi Arabia sebesar 55,31 persen, Australia sebesar 47,52 persen, Prancis sebesar 35,93 persen, Inggris sebesar 30,91 persen, dan Jerman sebesar 27,64 persen. Ant.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait:
Advertisement