Presiden Filipina Rodrigo Duterte, memulai kunjungan empat harinya di Beijing, sejak Selasa (18/10/2016) guna memperbaiki hubungan kedua negara yang kerap memanas karena sengketa maritim di Laut China Selatan.
Kunjungan kenegaraan tersebut merupakan yang pertama bagi Duterte ke luar Asia Tenggara sejak resmi menjabat pada 30 Juni lalu, sekaligus membuktikan komitmennya bahwa memperbaiki hubungan dengan Tiongkok yang sebelumnya memanas akibat sengketa Laut China Selatan, sangat penting.
Lawatannya ke Tiongkok, juga menandai kunjungan kembali Presiden Filipina ke Negeri Panda. Kunjungan Presiden Filipina ke Tiongkok terakhir dilakukan pada 2011 yakni saat negara itu dipimpin oleh Beningno Aquino III.
Tidak berbeda jauh dengan agenda yang dibawa pendahulunya saat berkunjung ke Tiongkok pada 2011, Duterte juga akan memimpin sebuah delegasi yang cukup besar, terdiri atas 200 pemimpin bisnis Filipina.
Ia menyadari bahwa membangun ekonomi nasionalnya, lebih penting dibandingkan terus bersitegang mengenai wilayah di Laut China Selatan dengan Tiongkok.
Langkah Duterte berpaling ke Tiongkok dari sekutu lamanya Amerika Serikat (AS), merupakan langkah pragmatis untuk mendapat investasi miliaran dolar dari Tiongkok, serta berniat memanfaatkan proyek Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt One Road/OBOR) Tiongkok guna menghidupkan ekonomi dalam negerinya.
Meski begitu, Duterte menegaskan dalam kunjungannya tersebut dirinya tidak akan menukar wilayah kedaulatannya di Laut China Selatan dan hak ekonominya kepada Tiongkok.
"Pembahasan mengenai hasil Mahkamah Arbitrase Internasional pada Juli silam, tetap akan dilakukan, namun tawar menawar dan negosiasi harus dilakukan sangat hati-hati," katanya.
Selain membahas hubungan kedua negara secara umum, Duterte juga akan melakukan pembahasan mendalam terkait kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan kerja sama militer dalam bentuk latihan bersama dan pembelian sejumlah arsenal dalam jumlah terbatas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying, mengatakan Tiongkok berharap kunjungan Duterte dapat meningkatkan hubungan serta kerja sama kedua negara yang lebih baik di masa depan.
"Kami berharap kunjungan Presiden Duterte akan meningkatkan kepercayaan politik antara kedua negara, mempererat kerja sama serta kemitraan kedua bangsa. Tiongkok selalu berharap perbedaan pandangan antara Tiongkok dan Filipina dapat diselesaikan melalui dialog serta membawa kembali kemitraan strategis kedua negara berjalan sesuai jalur yang tepat," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement