Pemimpin Eropa Prihatin dengan Fenomena Trump dan Dampak Globalnya
Para pemimpin Eropa khawatir mengenai fenomena Trump dan apa artinya bagi kondisi yang dapat diramalkan mengenai kemitraan Amerika, sekalipun ia kalah, kata seorang ahli senior di German Marshall Found, yang berpusat di Brussels.
Dr. Ian O. Lesser, Direktur Senior bagi Kebijakan Luar Negara GMF, mengeluarkan pernyataan itu dalam wawancara dengan Xinhua.
"Juga ada keprihatinan bahwa pencalonan Trump dapat makin membuat berani gerakan populis sayap-kanan di Eropa, kembali, sekalipun ia kalah," kata Lesser, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang (28/10/2016). Ia menyatakan sikap yang dikendalikan oleh identitas dan anti-globalisasi yang penuh kemarahan yang terlihat dalam kampanye Trump tentu akan mengingatkan banyak orang Eropa mengenai debat Brexit dan hasilnya yang mengejutkan.
Inggris telah memberi suara untuk keluar dari Uni Eropa setelah kampanye yang dipimpin oleh Partai Independen UK (UKIP) beberapa bulan lalu.
Seperti UKIP, kelompok sayap-kanan jauh seperti French Front National dan Alternative fur Deutschland di Jerman menikmati popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara partai sayap-kanan telah menguasai pemerintah di beberapa negara Eropa.
"Seperti di banyak masyarakat lain, sikap populis yang tegas, dan kadangkala penuh kemarahan telah menjadi kekuatan di kancah politik," kata Lesser.
"Ada revolusi rakyat terhadap kaum elit dan proyek mereka di seluruh bagian penting spektrum politik, termasuk sayap-kanan konservatif, dan sayap-kiri, seperti ditegaskan oleh dukungan mengejutkan buat Bernir Sanders," katanya.
Kemunculan Donald Trump dan Bernie Sanders sebagai calon tangguh dalam pemilihan umum AS 2016 dipandang oleh banyak orang sebagai kemunculan kembali kaum populis di kancah politik Amerika hari ini, yang juga mengungkapkan beberapa fakta penting mengenai sistem politik AS.
"Beberapa masalah utama bukan baru, termasuk biaya keuangan yang sangat besar dalam upaya seseorang menjadi presiden, dan peran uang dalam politik Amerika," kata Lesser.
"Kampanye Trump memperlihatkan kekuatan selebritis dan keterbukaan sistem AS --politik sebagai "merek", dan sebaliknya," ia menambahkan.
Ketika berbicara mengenai dampaknya pada ekonomi global setelah pemilihan umum, Lesser juga menyatakan sikap kedua calon ke arah kesepakatan perdagangan baru telah terkikis tajam dalam musim pemilihan umum, yang "membuat rumit penampilan bagi TPP, TTIP dan gagasan lain".
Dalam beberapa bulan belakangan, demonstrasi terhadap Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) meletus di seluruh Jerman, Belgia, Prancis dan beberapa negara lain Eropa. Setelah 14 babak perundingan yang melelahkan, TTIP masih jauh dari kesepakatan pada saat ini.
"Dalam hal sikap negatif ke arah kedua calon utama, ini telah menjadi tahun pemilihan umum yang sangat tidak biasa," ia menambahkan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement