Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Diplomasi Ekonomi untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Pentingnya Diplomasi Ekonomi untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai diplomasi ekonomi memiliki peran yang penting untuk menggenjot perekonomian. Untuk itulah BI dalam waktu dekat akan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri guna meningkatkan kemampuan diplomasi ekonomi para diplomat Indonesia.

Selain itu, BI juga menggelar program Leadership Forum guna membentuk calon-calon pemimpin bangsa dari berbagai kalangan.

"Oleh karena itu, program BI Leadership Forum ini akan dilakukan secara bertahap menghadirkan pembicara-pembicara yang kompeten di bidangnya, seperti Bapak Marty Natalegawa pada hari ini," ujar Deputi Gubernur Perry Warjiyo pada BI Leadership Forum II di Gedung BI, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Dalam pidatonya, Perry mengungkapkan, diplomasi ekonomi memainkan peranan penting di tengah perlambatan ekonomi global yang berdampak pada ekonomi domestik.

"BI ikut serta dalam berbagai institusi internasional seperti IMF dan lain-lain. Dan dalam melakukan diplomasi ekonomi sering kepentingan negara maju dan berkembang bertolak belakang. Inilah dimana bridging diperlukan," tandasnya.

Lebih jauh, katanya, salah satu cara untuk menjembatani adalah melalui perjanjian bilateral dan regional cooperative. Saat ini Indonesia memiliki berbagai perjanjian bilateral, misalnya dengan Australia. Indonesia juga menjadi anggota perkumpulan negara-negara di regional seperti ASEAN dan Trans Pacific.

"Inilah mengapa diplomasi ekonomi menjadi penting. Dalam suatu diplomasi, dibutuhkan negosiasi," pungkas Perry.

Selain itu, dalam keadaan ekonomi yang tak menentu, seorang pemimpin harus bisa melihat semua permasalahan, karena apapun yang kita lakukan dalam suatu institusi tidak akan berhasil jika kita tidak melihat konektivitas dengan lembaga lain.

"Kedua, seorang pemimpin harus siap membuat perubahan-perubahan, membuat reformasi (being a change agent). Ketiga, solusi tidak boleh hanya satu bagian, seorang leader harus bisa menggalang suatu solusi bersama," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: