Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia (BI) memastikan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat, mengalahkan rivalnya Hillary Clinton tidak akan berdampak signifikan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Secara keseluruhan memang berdampak pada pasar keuangan global, tetapi dampaknya terhadap Indonesia relatif terjaga. Pasar keuangan kita, khususnya pasar valuta asing relatif stabil," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Meski kurs rupiah sempat melemah saat muncul skandal surat elektronik pribadi Hillary Clinton, namun rupiah kembali menguat setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyampaikan pernyataan bahwa tidak ada tuntutan pidana yang dapat dikenakan kepada calon presiden dari Demokrat itu. Situasi serupa, menurut Perry, juga mungkin terjadi setelah Presiden AS terpilih.
"Ini suatu dinamika yang biasa dalam nilai tukar mata uang. Dalam jangka pendek, nilai tukar selalu merespons perkembangan berita maka akan naik atau turun. Tetapi secara keseluruhan pada akhirnya nilai tukar akan bergerak sesuai fundamentalnya," kata Perry.
Saat ini, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat yang ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan turunnya inflasi, serta masih cukup besarnya cadangan devisa. Kendati demikian BI? terus memantau perkembangan pasar global dan jika terjadi volatilitas atau fluktuasi tinggi, bank sentral akan berupaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental makro Tanah Air.
"Kebijakan nilai tukar kita selalu stabilkan kurs sesuai fundamental. Kami yakin dalam jangka panjang akan ke fundamentalnya. Kalau hari-hari ini kami pantau. Pasar itu sudah bisa sesuaikan keseimbangan kami lihat dgn fluktuasi yg saya kira ini jangka pendek," imbuhnya.
Setelah merebut Pennsylvania dari Partai Demokrat, Donald Trump akhirnya memastikan menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat setelah kelima kalinya mencaplok negara bagian yang empat tahun lalu memilih kandidat partai Demokrat (Barack Obama) dengan memenangkan Wisconsin.
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu kini total sudah menguasai 276 suara elektoral atau kelebihan enam suara elektoral dari batas minimal 270 suara elektoral untuk bisa disebut pemenang Pemilu AS kali ini.? Sebaliknya lawannya calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton meraih 218 suara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement