Provinsi Bali berpotensi besar menjadi sentra produksi daging sapi sehingga perlu dibina dengan baik dan benar-benar diperhatikan pemerintah, kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto.
"Bali sangat memungkinkan untuk menjadi salah satu sentra produksi daging dalam skala besar, sehingga peternaknya perlu terus dibina dan dikembangkan," kata Titiek Soeharto dalam rilis di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Sebagaimana diketahui delegasi Komisi IV DPR yang dipimpin Titiek Soeharto meninjau langsung kesiapan dalam rangka upaya swasembada daging di Sentra Peternakan Rakyat Jayagiri di Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/11).
Menurut Titiek, sapi bali memiliki kualitas yang sangat tinggi dan tidak kalah dengan sapi dari Australia.
Politisi Partai Golkar ini berharap pembinaan harus terus dilakukan kepada peternak sapi terutama Bali, sehingga potensi yang sangat besar ini dimaksimalkan dan tentunya swasembada daging sapi bisa terwujud.
Sebagaimana diwartakan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan penjelasan kepada pemerintah Australia terkait dengan adanya perubahan kebijakan importasi sapi di dalam negeri, beberapa waktu lalu.
"Ada pembicaraan bilateral antara Menteri Perdagangan Australia dan kami, khususnya mengenai sapi. Pertama, mereka meminta penjelasan soal rasio 1:5 dan 1:10 yang diterapkan pemerintah Indonesia," kata Enggartiasto, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (11/11).
Enggartiasto mengatakan, kebijakan yang barus saja diambil oleh pemerintah Indonesia tersebut, mengacu pada kondisi para peternak dalam negeri untuk mendapatkan pendapatan mencukupi dan juga mengatasi penurunan jumlah populasi sapi di dalam negeri.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting 2017 dalam rangka mengoptimalkan fungsi reproduksi ternak betina dengan tujuan meningkatkan populasi dan produksi ruminasia besar.
"Dengan upaya terstruktur tersebut diharapkan tidak sampai 2020 Indonesia sudah bisa swasembada sapi dan daging sehingga tak memerlukan impor lagi," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita kepada pers di Jakarta, Rabu (9/11).
Berdasarkan populasi hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 dan penambahan populasi yang dihitung berdasarkan parameter teknis, populasi sapi dan kerbau di Indonesia saat ini sebanyak 15,20 juta ekor terdiri atas sapi potong sebanyak 13,60 juta ekor, sapi perah sebanyak 472.000 ekor, serta kerbau sebanyak 1,13 juta ekor. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement