Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Pamer Pertumbuhan Ekonomi Membaik, Indef: Jangan Parsial

Jokowi Pamer Pertumbuhan Ekonomi Membaik, Indef: Jangan Parsial Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartarti menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo yang masih membuat pernyataan bahwa perekonomian Indonesia masih berkembang maju seperti soal bahwa Indonesia diantara negara G20 masih masuk dalam 3 besar pertumbuhannya.

Padahal, menurut Enny, hal itu tidak bisa dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia baik karena di ASEAN saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya nomor enam dibandingkan negara lain apalagi jika dibandingkan dengan kawasan Afrika.

"Kalau membandingkan secara parsial dengan negara G20 yah jelas saja karena memang pertumbuhan ekonomi negara-negara G20 sedang melorot. Tapi diantara negara ASEAN rata-rata pertumbuhannya diatas 6 persen sementara kita hanya dikisaran 4,5-5 persen. Ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan," kata Enny saat dihubungi di Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Enny pun mencontohkan agar pemerintah bisa memberikan informasi yang benar dan tidak sekedar pencitraan soal pertumbuhan ekonomi.

"Misalnya ada keluarga dengan dua anak memiliki penghasilan Rp 10 juta dan keluarga lain punya penghasilan Rp 12 juta dengan 10 orang anak. Tidak bisa bahwa yang berpenghasilan Rp 12 juta dikatakan lebih baik ekonominya dibandingkan yang memiliki penghasilan Rp 10 juta karena faktor jumlah anak ikut mempengaruhi," imbuhnya.

"Makanya kita tidak bisa juga mengatakan ekonomi kita tumbuh 5 persen itu bagus karena 5 persen saja tidak cukup. Menurut data Bappenas, elastisitas lapangan kerja di zaman saat ini jumlahnya 110 ribu, sementara pertumbuhan angkatan kerjanya setiap tahun berjumlah 2 juta orang. Ini sangat tidak cukup. Dikatakan inflasi rendah juga bukan berarti baik. Infralsi rendah itu karena orang tidak memiliki daya beli dan tidak ada permintaan akan barang dan jasa sehingga harga-harga turun," tandasnya.

Sementara itu seluruh masyarakat saat ini mengeluhkan harga-harga kebutuhan pokok yang selalu naik dan mahal. Mereka menuntut agar Jokowi mencurahkan energinya untuk lebih mengurus persoalan ekonomi. Jokowi diharapkan tidak mencoba-coba mengalihkan isu ketidakmampuannya memimpin dengan melindungi Ahok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: