Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lindungi Konsumen, GS1 Indonesia Luncurkan Aplikasi Mobile

Lindungi Konsumen, GS1 Indonesia Luncurkan Aplikasi Mobile Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

GS1 Indonesia, organisasi standar global yang berfokus pada Identifikasi penomoran barcode, meluncurkan layanan aplikasi mobile dengan sistem operasi multiplatform yaitu GS1 ID Mobile Apps yang dapat diunduh dan digunakan oleh pengguna smartphone Android melalui Google Play Store. Peluncuran aplikasi ini guna memenuhi kebutuhan dari suatu produk yang akurat.

"Kita ingin memberikan manfaaat kepada seluruh produsen terutama anggota-anggota kita. Sekarang ini banyak sekali dibicarakan trust barang itu aman atau tidak, layak atau tidak. Sehingga kita meluncurkan mobile apps ini untuk melindungi konsumen juga," ujar COO GS1 Indonesia Okkeu R. Solichin di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk perlindungan merek, aplikasi ini dapat digunakan untuk verifikasi dari satu produk dengan melihat gambar, informasi perusahaan, deskripsi produk dan lain-lain. Kemudian juga dapat meningkatkan kepercayaan produk dengan informasi yang dapat diakses dengan mudah dan akurat.

Sementara bagi konsumen yakni dapat digunakan untuk autentikasi sertifikasi suatu produk seperti status halal, sehingga konsumen lebih yakin dalam memilih setiap produk yang dibeli. Adapun konsumen dapat melakukan semua proses tersebut dengan sendirinya yakni cukup memindai barcode produk tersebut dengan smartphone.

"Jadi cukup scan barcodenya, info produknya langsung terlihat di handphone. Paling tidak dengan barcode ini kita bisa melihat infonya halal atau tidak produknya, masih berlaku tidak label halalnya," tandas Okkeu.

Untuk keakuratan data, Okkeu menjamin setiap informasi produk yang dikeluarkan sangat terpercaya karena sumber informasi berasal dari perusahaan pemilik merek dan pemilik produk. "Kami mengeluarkan data ini dapat dipercaya karena kami meminta data-data kepada pemilik produk dari anggota-anggota kami," ucapnya.

Sejauh ini, GS1 mencatat ada sekitar 500 ribu produk dari 6000 anggota yang telah terdaftar dan lebih dari 60 persennya merupakan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun ini masih kalah jauh dengan produk tiongkok di mana sebanyak 50 juta produknya sudah dicantumkan barcode.

"Kita ingin memang jangan sampai produk dari luar kuat di sini, kita ingin produk kita kuat disini. Di GS1 ada manfaat, mudah dan murah. Karena konsern pemerintah adalah harga, kita termasuk paling murah dibanding negara lain untuk mmbantu UKM yang mikro-mikro," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: