Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Bank Indonesia (BI) menilai kualitas sumber daya manusia industri manufaktur masih rendah. Oleh karena itu, upaya peningkatan tenaga kerja industri manufaktur tersebut harus dipercepat untuk memulihkan kontribusi sektor industri ke pertumbuhan ekonomi.
"Hingga triwulan III 2016 kontribusi sektor manufaktor ke Produk Domestik Bruto baru 20 persen, menurun dari 2004 yang sebesar 28 persen, kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Surabaya. Akhir pekan ini.
Seiring dengan penurunan itu, kata Agus, produktivitas sumber daya manusia industri manufaktur juga menurun, padahal upah tenaga kerja telah dinaikkan.
"Yang perlu lihat dari manufaktur kita, produktivitas senantiasa lebih rendah daripada kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP)," ucapnya.
Indikasi masih belum membaiknya kualitas tenaga kerja manufaktur pun, kata Agus, terlihat melalui tingkat elastisitas penyerapan tenaga kerja dari satu persen pertumbuhan ekonomi.
Agus menuturkan rata-rata tingkat elastisitas tersebut selama 2013-2016 adalah 1 persen pertumbuhan ekonomi baru menyerap sekitar 400 ribu tenaga kerja.
"Ada memang yang perlu dicermati dari soal tenaga kerja yang diserap ternyata turun, ini juga menjadi tantangan," kata dia.
Oleh karena itu, BI, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Timur menyepakati eningkatan kualitas tenaga kerja harus ditingkatkan dan disegerakan dengan perluasan akses pendidikan vokasional dan pengembangan standar kompetensi kerja nasional.
"Kita harus atasi ini dengan pengembangan kerja sama antarakademisi-bisnis-pemerintah, sertifikasi tenaga kerja industri, dan pembangunan sekolah-sekolah vokasi yang spesifik di Kawasan Industri (KI), serta memfasilitasi SMK yang telah ada untuk bekerjasama dengan industri," tutur Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement