Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Sektor Jasa Keuangan dalam Kondisi Baik

OJK: Sektor Jasa Keuangan dalam Kondisi Baik Jalan Sudirman | Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perkembangan sektor jasa keuangan masih terpantau dalam kondisi baik, dilihat dari berbagai indikator. Disampaikan, perbaikan terjadi pada aktivitas intermediasi dalam penyaluran kredit rupiah, piutang pembiayaan, dan penghimpunan dana di pasar modal.

Selain itu, demikian data OJK, risiko kredit dan risiko pasar secara umum dapat dikelola dengan baik dan berada pada level yang relatif rendah. Ketahanan likuiditas kembali meningkat sehingga membuka ruang bagi penyaluran kredit lebih lanjut oleh lembaga jasa keuangan. Menurut data-data dari OJK, parameter jasa keuangan sebagai berikut

- CAR perbankan konsisten di atas 19% di mana per September mencapai 22,5%;

- kredit perbankan per September tumbuh 6,47% yoy, melambat dibanding Agustus 6,83%;

- loan-to-deposit ratio (LDR) perbankan 91,71% (September) membaik dibanding bulan sebelumnya 90,04% (Agustus);

Rentabilitas dan efisiensi relatif stabil.

a. Net interest margin (NIM) per September 2016 tercatat sebesar 5,65%, mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya yang disebabkan oleh penurunan suku bunga kredit yang lebih lambat dari penurunan suku bunga simpanan;

b. Tingkat efisiensi perbankan cukup baik dengan rasio BOPO pada level 81,02% dan secara umum membaik selama tahun berjalan.

- risiko kredit perbankan secara umum berada pada level yang relatif rendah dengan NPL gross dan net per September 2016 masing-masing sebesar 3,1% (Agustus 3,22%) dan 1,37% (Agustus 1,41%), membaik dibandingkan bulan sebelumnya;

- indikator ketahanan likuiditas baik AL/NCD (83,29%) maupun AL/DPK (17,08%) per Oktober 2016 membaik dibandingkan bulan sebelumnya seiring dengan realisasi penempatan dana tax amnesty di perbankan;

- kinerja pasar saham secara year-to-date (ytd) membukukan pertumbuhan hampir 13%, tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik setelah Thailand;

- penghimpunan dana di pasar modal meningkat signifikan dibanding rata-rata lima tahun terakhir.

Per 1 November tercatat sebesar Rp148,6 triliun dan terdapat pipeline Rp53,4 triliun, sedangkan rata-rata periode 2011-2015 tercatat hanya Rp102,5 triliun.

- RBC asuransi jiwa dan asuransi kerugian juga tercatat berada pada level yang memadai, yaitu 531% (threshold 180) untuk asuransi jiwa dan 269% (threshold 150) untuk asuransi umum;

- nilai investasi industri perasuransian dan dana pensiun tercatat relatif stabil dengan risiko pasar industri asuransi dan dana pensiun terpantau stabil pada September 2016;

- NPF relatif rendah meskipun menunjukan sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. (Sep sebesar 3,38% dan Agustus 2,22%). Pemantauan tetap dilakukan mengingat masih tingginya suku bunga perbankan akan turut berdampak terhadap level NPF.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: