Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui hasil risetnya menunjukkan bahwa fenomena perbedaan pandangan yang terjadi di masyarakat dapat berdampak pada konflik dan tindakan destruktif.
"Identitas Indonesia sebagai negara yang majemuk atau plural telah mengalami tantangan yang cukup serius," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Tri Nuke Pudjiastuti dalam seminar nasional bertema "Pluralitas dan Minoritas Dalam Konteks Kebangsaan" di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Dia berpendapat Indonesia harus mampu menguatkan kembali semangat persatuan mengingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan rasa nasionalisme yang selama ini mengikat persatuan di atas perbedaan.
Kondisi ini diperparah dengan adanya kelompok yang menebar kebencian dan permusuhan di antara masyarakat.
Nuke mengatakan bahwa sudah saatnya pemerintah dan masyarakat memberi perhatian khusus terkait masalah pluralitas dan minoritas, terutama yang berkaitan dengan agama.
"Karena saat ini masalah masalah pluralitas dan minoritas mengemuka sebagai persoalan serius bagi bangsa, sebagai ujian bagi peneguhan kemajemukan bangsa," ucap dia.
Riset IPSK LIPI juga menunjukkam bahwa peran agama dalam konteks minoritas dan pluralitas merupakan fenomena global, atau tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
"Misalnya pemilihan presiden Amerika Serikat yang menunjukkan adanya retorika anti-Muslim sebagai kekuatan bagi pemenangan Donald Trump," ucap dia.
Namun, kata Nike, kemajemukan di Indonesia juga memiliki kekuatan positif yaitu memunculkan rasa kebersamaan dan persatuan sebagai bagian bangsa Indonesia.
"Keragaman merupakan potensi bangsa yang memiliki perspektif luas dan beraneka ragam. Hal ini tentunya bisa menjadi sumber inovasi budaya dan kemanusiaan," ucap dia.
Nuke mengatakan isu pluralitas dan minoritas akan terus muncul menjadi isu penting di masa depan. Keterkaitan dua isu tersebut akan terus melebar sebagai dampak globalisasi, penguatan politik identitas, dan munculnya kepentingan tertentu di masyarakat global. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement