Rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) untuk masuk dan menggarap sektor pasar modal melalui akuisisi dua entitas usaha PT Danareksa berpotensi molor. Pasalnya hingga saat ini perseroan belum mendapatkan restu dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengeksekusi aksi anorganiknya terhadap PT Danareksa Investment Management (DIM) dan PT Danareksa Finance.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan pihaknya masih mengkaji seberapa besar urgensinya hal tersebut dapat dilakukan. Dalam kajiannya, perihal pembentukan skema holding BUMN keuangan juga masih dipertimbangkan. Dalam rancangannya, akan dilihat apakah beberapa perusahaan keuangan seperti sekuritas maupun manajer investasi akan berada di bawah bank atau berdiri sendiri."Masih kita kaji," katanya di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/12).
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, dari empat bank BUMN, hanya BTN dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) saja yang belum memiliki anak usaha sekuritas dan manajer investasi. Bahkan, BTN juga tidak memiliki anak usaha di bidang pembiayaan dan masih memproses peresmian anak usaha bidang asuransi dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, pihaknya berharap rencana BTN untuk mengakuisisi dua anak usaha Danareksa bisa terealisasi tahun ini. Bahkan perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp700 miliar untuk memuluskan ambisinya itu. Meski begitu, dia pun tidak menampik bahwa rencana tersebut bergantung dari keputusan Kementerian BUMN. ?Kami menunggu arahan Kementerian BUMN,? imbuhnya.
Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Imam Nugroho Soeko menambahkan, keinginan perseroan untuk mengakuisisi perusahaan keuangan tersebut dimaksudkan agar BTN layanan bisnis BTN yang fokus di kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi semakin lengkap.
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2017 BTN?membidik pertumbuhan laba bersih berkisar diangka 25%. Sementara dari sisi kredit, bank yang memiliki speasiliasi di bidang KPR ini mematok pertumbuhan sebesar 18% hingga 20%.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait:
Advertisement