Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit (crude palm oil dan turunannya) Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada Oktober meningkat 34% menjadi 2,54 juta ton apabila dibandingkan dengan ekspor pada bulan September lalu yang tercatat 1,89 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki M Fadhil Hasan ekspor minyak sawit Indonesia terkerek naik karena adanya peningkatan permintaan dari hampir semua negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia, kecuali Amerika Serikat dan Pakistan.
"Para traders mengambil kesempatan untuk membeli di saat harga sedang melemah dan mengantisipasi kenaikan harga pada bulan berikutnya karena akan ada permintaan tinggi jelang hari raya natal dan tahun baru," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Fadhil Hasan menjelaskan bahwa secara persentase ekspor ke negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Bangladesh meningkat sangat signifikan di mana masing-masing membukukan kenaikan 147%, 154%, dan 117%. Ia mengatakan kenaikan yang cukup signifikan secara volume dibukukan negara-negara Uni Eropa yaitu 163,57 ribu ton (naik 75,5%) atau dari 216,59 ribu ton di September terkerek menjadi 380,15 ribu ton pada Oktober.
"Kenaikan permintaan juga diikuti China yang membukukan kenaikan 32% atau dari 239,42 ribu ton menjadi 316,45 ribu ton dan India mencatatkan kenaikan 32% juga yaitu dari 462,23 ribu ton menjadi 608,51 ribu ton," terangnya.
Dari sisi produksi, ia menyampaikan bahwa pada bulan Oktober 2016 produksi minyak sawit mengalami kenaikan 6,5% menjadi 3,55 juta ton apabila dibandingkan dengan produksi pada bulan September lalu yang sebesar 3,33 juta ton.
"Peningkatan produksi tidak serta-merta membengkakkan stok minyak sawit Indonesia karena ekpsor pada Oktober menggelembung," ujarnya.
Disampaikan, stok minyak sawit Indonesia pada Oktober 2016 tercatat sebanyak 2,18 juta ton. Ia mengatakan angka ini menunjukkan kenaikan yang sangat tipis yaitu 0,4% dibandingkan September lalu di mana stok berada pada posisi 2,17 juta ton.
"Sementara itu, produksi minyak sawit Indonesia pada November diperkirakan akan mulai menurun karena memasuki seasonal turun," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement