Pengelolaan Universitas Bung Karno (UBK) Wamena dipastikan bakal melibatkan semua tokoh adat Papua. Adapun, pendirian UBK Wamena telah dilakukan pada Kamis (8/12/2016) lalu.
Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) Rachmawati Soekarnoputri mengatakan pihaknya perlu melakukan kerja sama dengan tokoh adat Papua berdasarkan pada pertimbangan sejarah. Ia menjelaskan YPS telah menyepakati kerja sama dengan Papuan Center Elang.
"Kita jangan mengingkari sejarah yang sudah dirajut oleh para pendahulu dan leluhur kita serta pada tokoh adat Bumi Papua dengan susah payah disertai pengorbanan yang besar. Dengan memperhatikan sejarah, UBK di bumi Papua harus dikelola dengan melibatkan secara aktif Lembaga Adat Papua," ujarnya di kediamannya, Jalan Jatipadang Raya, Jakarta Selatan, Kamis sore (15/12/2016).
Hal tersebut dikatakan oleh Rachmawati saat menerima Rektor UBK Soenarto, Wakil Rektor Teguh Santosa, dan panitia persiapan pendirian UBK di Wamena, Papua, Boas Panjaitan. Soenarto, Teguh, dan Boas mengunjungi kediaman Rachma untuk melaporkan pendirian UBK Wamena. Rachmawati sedianya menghadiri peresmian itu, namun karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan maka Rachma mengutus Rektor UBK Soenarto mewakili dirinya didampingi Boas Panjaitan.
Mengulangi pesan yang disampaikannya untuk masyarakat Papua, Rachma mengatakan upaya membangun Papua tidak bisa dilakukan tanpa bekerja keras meningkatkan kapasitas SDM dan di saat bersamaan membangun karakter kebangsaan.
Dalam peresmian UBK di Wamena itu juga sudah disampaikan bahwa YPS memberikan beasiswa untuk mengikuti pendidikan Strata-1 di UBK Jakarta kepada tiga calon mahasiswa dari keluarga tokoh Papua, yakni keluarga almarhum Theis Hiyo Eluway, keluarga DR. Don Flassy, dan keluarga Karlos Hubi.
Dalam pertemuan dengan Rachma itu, Rektor UBK Soenarto mengatakan dalam kegiatan di Wamena telah diresmikan pendirian Akademi Komunitas Diaspora Bung Karno. Akademi inilah yang menjadi cikal bakal dari UBK Wamena, dan dikelola bersama YPS dan Papuan Center. Kerja sama YPS dan Papuan Center untuk mendirikan UBK di Bumi Papua ditandatangani pada tanggal 19 November 2016 dalam Sarasehan Kebangsaan bertema "Papua Anak Bungsu Ibu Negeri" di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Rachma mengatakan, persoalan ketimpangan pembangunan di Indonesia, dan keterbelakangan yang dialami masyarakat Papua terjadi karena negara menjadi lemah akibat amandemen yang dilakukan terhadap UUD 1945. Karena itu, Rachma menyerukan agar UUD 1945 yang asli kembali digunakan. Kesejahteraan rakyat di Papua, menurut RSP, adalah obat paling mujarab untuk menghentikan separatisme.
Juga dalam sarasehan itu Staf Khusus Presiden RI untuk urusan Papua, Lenis Kogoya, atas nama tokoh-tokoh adat yang hadir memberikan gelar "Mama Papua" untuk Rachma. Gelar ini diberikan sebagai apresiasi atas komitmen putri Bung Karno itu dalam dunia pendidikan. Tak sedikit mahasiswa UBK Jakarta berasal dari Bumi Papua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement