Kredit Foto: Vicky Fadil
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta PT PLN (Persero) untuk dapat segera menyelesaikan proyek kelistrikan yang "mandek" di wilayahnya guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sekitar.
Arsyadjuliandi dalam kunjungannya bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan ke PLTU Tenayan, Pekanbaru, Minggu (18/12/2016), menilai proyek "mandek" harus jadi perhatian perusahaan listrik tersebut.
"Karena pertumbuhan permintaan listrik tinggi, sekitar sembilan persen per tahun, PLN perlu pikirkan (proyek) yang masih mandek ke depan," katanya.
Ia mengaku telah melaporkan sejumlah masalah kelistrikan kepada Menteri ESDM dan berharap segera ada penyelesaian. Pasalnya, penanganan yang lebih cepat akan lebih baik agar dapat segera dirasakan masyarakat.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menjawab keluhan masyarakat Kabupaten Siak, Riau, yang kerap mengalami masalah listrik.
Menurut dia, salah satu sumber listrik di Kabupaten Siak, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Rawa Minyak, dan kekurangan pasokan gas yang menyebabkan krisis listrik. PLTMG Rawa Minyak berkapasitas 25 MW resmi beroperasi pada awal Januari 2016.
Pembangkit tersebut memiliki 14 unit mesin pembangkit dengan pasokan gas berasal dari KKKS Petroselat Ltd. Pembangunan PLTMG tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan kerja utama PT PLN Persero ke Kabupaten Siak pada bulan Oktober 2011.
Sayangnya, hingga Agustus 2016, pembangkit tersebut hanya mampu mengoperasikan 1 unit mesin dan penyaluran daya listrik pada PLN sebesar 0.38 MW sehingga menyebabkan krisis listrik di wilayah tersebut.
"Jadi memang dari kontraktornya ada masalah. Tadinya diprediksi gas di bawah bisa cukup besar, tapi setelah operasi ternyata tidak bisa besar," jelasnya.
Alasan lain yang membuat operasi PLTMG Rawa Minyak tidak maksimal, lanjut Amien, adalah masalah finansial kontraktor yang memasok gas.
"Perusahaan sendiri bukan KKKS yang secara finansial kuat atau dalam kategori 'dhuafa'," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement