Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Minta Pertamina Kembangkan Jaringan Pipanisasi

DPR Minta Pertamina Kembangkan Jaringan Pipanisasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR Eriko Sotarduga berpendapat, Pertamina perlu lebih baik lagi dalam membangun dan mengembangkan sistem jaringan pipanisasi dengan memanfaatkan pembangunan jaringan infrastruktur lainnya agar pipa yang dibangun juga dapat lebih terintegrasi.

"Jadi (pembangunan jaringan pipanisasi) bisa bekerja sama, begitu juga dengan memanfaatkan pembangunan jalan tol, di mana ini juga bisa diintegrasikan dalam pembangunan proses pemipaan," kata Eriko dalam rilis, di Jakarta, Kamis (23/12/2016).

Menurut politisi PDIP itu, dengan demikian maka sarana Pertamina akan membantu efisiensi pembangunan jaringan pipa serta secara biayanya juga akan semakin kecil.

Eriko menerangkan, bahwa hal itu dinilai penting guna menyikapi proses distribusi minyak Pertamina yang masih menggunakan kapal-kapal tongkang.

Dia juga mengingatkan kecenderungan saat ini yaitu produksi minyak yang berlebih sehingga OPEC mengadakan pertemuan untuk bagaimana mengurangi produksi minyak tersebut.

Hal itu juga mengakibatkan Indonesia memutuskan untuk keluar dari OPEC untuk sementara waktu mengingat tidak memungkinkan untuk menurunkan produksi minyaknya yang ada.

Terkait hal tersebut, Eriko mengingatkan Pertamina agar siap untuk melakukan efisiensi-efisiensi.
Sebagaimana diberitakan, pengamat ketahanan energi dan staf pengajar geoekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Dirgo Purbo di Jakarta, Rabu (21/12) mengatakan, ekspansi PT Pertamina (Persero) yang makin agresif mencari ladang-ladang minyak di luar negeri bisa dipahami sebagai upaya mengamankan pasokan bagi kebutuhan kilang-kilang perseroan di masa datang.

Selain dua proyek pembangunan kilang baru, yakni kilang Tuban dan Bontang, Pertamina juga menggarap proyek revitalisasi (refinery development master plan/RDMP) empat kilang, Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai, kata Dirgo Purbo mengatakan setelah tuntasnya proyek-proyek kilang tersebut pada 2023, kebutuhan minyak mentah Pertamina akan meningkat signifikan seiring bertambahnya kapasitas kilang.

Untuk dua kilang baru saja, Pertamina akan memiliki kapasitas produksi 600 ribu barel per hari (bph). Selain itu, ada tambahan 415 ribu barel per hari (bph) untuk kilang-kilang yang telah direvitalisasi.

"Persoalan yang mendasar yaitu harus dapat jaminan pasokan terlebih dahulu. Jadi nanti mendapatkan minyaknya tidak berdasarkan 'spot charter basis', tapi jaminan pasokan jangka panjang. Kalau ini sudah ada saya rasa tidak ada lagi resistensi," tuturnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: