Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

2017, Perekonomian Sumut Diperkirakan Tumbuh 5,1-5,5 Persen

2017, Perekonomian Sumut Diperkirakan Tumbuh 5,1-5,5 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Kepala Kantor Bank Indonesia Wlayah Sumatera Utara, Difi A. Johansyah, mengatakan , tahun 2017 perekonomian Sumatera Utara diperkirakan tumbuh 5,1-5,5 persen (yoy) dan juga bisa berada pada kisaran 5,2-5,6 persen.? "Kami meyakini prospek perekonomian Sumut semakin membaik," katanya.
?????
Difi berbicara pada pertemuan tahunan Bank Indonesia 2016 yang bertema "Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi" dilanjutkan dengan dialog interaktif "Membangun ekonomi Sumatera Utara yang bernilai tambah melalui industri jasa" di kantor BI lantai 9 Jalan Balai Kota Medan Jumat (23/12).
?????
Acara itu dihadiri Gubsu HT Erry Nuradi, anggota DPD RI dari Sumut Parlindungan Purba, Wakil Ketua Kadin Sumut Khairul Amali dan asosiasi pengusaha truk serta akademisi di daerah ini. Difi sendiri awal Januari 2017 bertugas sebagai Kepala Kantor Perwakilan BI di Surabaya, penggantinya Arief Budi Santoso sebelumnya selaku Kepala Kantor BI di Yogyakarta yang juga hadir pada acara itu. Pembicara pada dialog interaktif antara lain Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugraha Hanafi dan Kiatmanja Lukman dari DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
????
Difi menilai potensi perbaikan akan banyak bertumpu pada perbaikan ekonomi domestik di tengah perbaikan ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian yang tinggi. Pembangunan
Infrastruktur strategis diperkirakan dapat memberikan dukungan pada peningkatan aktivitas ekonomi. Namun dengan masih kuatnya konsumsi swasta, perekonomian Sumut pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh 5,1-5,5 persen.
??
Perbaikan perekonomian pada tahun 2017 disertai dengan perkiraan akan kembali terjangkarnya inflasi yang diperkirakan akan berada pada kisaran 4,0?1? persen (yoy) atau lebih rendah dibanding tahun 2016.
??
"Rendahnya tekanan inflasi pada tahun 2017 ditopang oleh pasokan pangan yang kembali normal. Hal ini terkait dengan kondisi cuaca yang kondusif dan upaya pemerintah daerah untuk memperbaiki areal tanam bahan pangan khususnya cabe merah agar terhindar dari gangguan alam terutama dari dampak erupsi gunung Sinabung,"ujarnya.

Ke depan ditengah kondisi ekonomi global yang masih ketidakpastian, tingkat resiliensi perekonomian nasional maupun daerah perlu ditingkatkan. "Hal ini diperlukan agar pondasi ekonomi dapat lebih kokoh dan lebih tahan bila terjadi gejolak," katanya.
???????
Struktur ekonomi lebih banyak ditopang permintaan domestik. Sementara inflasi berada dalam kisaran targetnya 4,0?1 persen di tahun 2017 sejalan dengan komitmen Bank Indonesia mengarahkan inflasi sesuai dengan sasarannya.
??
Dengan prospek perekonomian tersebut,? pihaknya memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga pada tahun 2017 sebesar 9-11 persen, kredit pembiayaan perbankan dalam kisaran 10-12 persen. Defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat sejalan dengan intensifnya proyek-proyek infrastruktur, namun tetap pada level yang sehat di bawah 3 persen.

"Dengan resiliensi yang lebih kuat, perekonomian di tahun 2017 akan menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: