Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setiap 2,8 Menit Satu Unit Mobil Keluar dari Dapur Toyota

Setiap 2,8 Menit Satu Unit Mobil Keluar dari Dapur Toyota Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengunjungi pabrik mobil terbesar di Indonesia milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) belum lama ini, Warta Ekonomi sempat dibuat takjub dengan kemampuan pabrik tersebut. Bagaimana tidak, setiap 2,8 menit satu unit mobil keluar dari dapur Toyota dengan luas kurang lebih 20 hektar dari 150 hektar lahan itu.

Warta Ekonomi bersama sejumlah rombongan wartawan tiba di pabrik Toyota Plant 2 di Karawang, Jawa Barat sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelum melakukan Plant Tour rombongan mendapatkan arahan dari petugas. Beberapa hal yang wajib dipatuhi oleh pengunjung adalah mengenakan pakaian lengan panjang, memakai penutup kepala, kaca mata, dan sepatu kulit. Pengunjung dilarang membawa Handphone, namun diperbolehkan membawa kamera.

Berdasarkan tahapan, proses produksi mobil melalui 4 tahapan dan fasilitas. Yang pertama adalah Press Shop dengan kegiatan pressing atau membentuk pelat baja berspesifikasi khusus menjadi bodi. Kemudian Welding Shop untuk pengelasan dan merangkai panel bodi. Selanjutnya Paint Shop atau pengecatan. Dan terakhir Assembly Shop untuk perakitan bodi dengan mesin dan komponen lain. Sebenarnya ada satu tahap lagi yakni pembuatan mesin di Engine Plant, tapi itu tidak dilakukan di Plant 2 ini, pasokan engine dibuat di Plant 3 Karawang.

Dari setiap tahapan tersebut, terdapat banyak lagi proses yang dilalui dengan istilah-istilah yang sulit untuk dihafal. Namun ada beberapa point yang harus diperhatikan dari setiap tahap tersebut, yakni dalam pengepresan plat, bodi yang dihasilkan tidak boleh mengalami retak, berlubang, penyok, dan lain-lain. Ini untuk memastikan bodi mobil yang dihasilkan benar-benar baik.

Kemudian dalam tahap welding, dalam merangkai bodi ini harus benar-benar presisi dari setiap sisi dan lubang yang akan disatukan. Hal ini untuk memastikan bahwa bodi mobil akan menyatu dengan baik saat proses assembling. Jika tidak presisi tapi dipaksakan akan mengakibatkan kegagalan dalam proses assembling, atau mengurangi kualitas dari bodi mobil itu sendiri.

Selanjutnya dalam proses painting, pengecatan dilakukan di ruang yang benar-benar steril dari debu. Saat masuk ke ruangan ini rombongan harus mengenakan pakaian khusus dan sarung sepatu. Di sini ada ruang khusus yang benar-benar terbebas dari butiran debu. Sebab debu dan sehelai rambut pun menempel pada bodi yang akan dicat, akan menimbulkan tanda di bodi mobil.

Terakhir dalam proses assembling, disini bodi mobil yang sudah dirangkai dan cat akan dirakit dengan komponen lainnya seperti mesin, roda, jok, dashboard dan lainnya. Disini prosesnya lebih rumit lagi, pertama-tama pintu mobil akan dilepas untuk memudahkan dalam memasukkan komponen terutama yang besar-besar.

Setelah semua komponen terpasang mobil akan diisi dengan bensin dan dilakukan pengetesan. Beberapa tes yang dilakukan seperti tes lampu, tes kecepatan, tes pengereman, serta tes kebocoran dari air dengan cara menyemprotkan air dari segala arah. Setelah ini sebetulnya ada satu tahap lagi, yakni test ride di lapangan, sayang tes ini tidak sempat kami ikuti karena keterbatasan waktu. Melihat semua proses di 4 lokasi tersebut memakan waktu kurang lebih 6 jam.

Direktor of Production Engineering and Karawang Plant, Nandi Julyanto mengatakan, untuk proses produksi 1 unit mobil di pabrik ini, dari tidak berwujud menjadi berwujud mobil lengkap memerlukan waktu 27 jam. Masa takt time yang dijalankan 2,8 menit, yang artinya setiap 169 detik proses dimulai dan satu unit mobil keluar dari dapur Toyota ini.

Nandi menambahkan, Plant 2 Karawang mampu memproduksi 120.000. Namun menurutnya kapasitas produksi Plant 2 belum baru 70%. Sebagai perbandingan di Karawang Plant 1 dengan kapasitas yang sudah maksimal, proses produksi 1 unit mobil hanya memerlukan waktu 22 jam dengan masa takt time 1,6 menit atau 96 detik saja.

Saat ini TMMIN memiliki lima pabrik. Tiga diantaranya berlokasi di Karawang, yang pertama Plant 1 beroperasi sejak tahun 1998 untuk produk Kijang Innova dan Fortuner dengan kapasitas produksi 130.000 unit per tahun. Kemudian Karawang Plant 2 sejak tahun 2013 untuk produk Etios Valco, Vios & Limo, Yaris, dan Sienta dengan kapasitas 120.000 unit per tahun. Dan Karawang Plant 3 dibuka tahun 2016 untuk memproduksi R-NR Engine dengan kapasitas 216.000 unit per tahun.

Dua pabrik lainnya berada di Sunter yakni Sunter 1 beroperasi sejak tahun 1973 untuk memproduksi TR-K Engine dan Sunter 2 beroperasi sejak tahun 1977 dengan kegiatan Stamping Pats/Dies dan Iron Castings. Masing-masing dengan kapasitas 195.000 unit per tahun dan Iron Castings 12.000 ton per tahun.

Komitmen Toyota

TMMIN adalah restrukturisasi dari Toyota Astra Motor (TAM) menjadi dua perusahaan, dimana PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Dan PT Toyota Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distribusi produk Toyota di Indonesia. TAM sendiri merupakan perusahaan joint venture antara PT Astra International Tbk bersama Toyota Motor Corporation (TMC) pada tahun 1971.

Di ulang tahun ke 60 Tahun Astra, Toyota Astra Motor tepat berusia 45 tahun. Puncak perayaan ulang TAM di Jakarta bulan 29 Oktober 2016 terasa begitu istimewa dengan hadirnya Wakil Pesiden Jusuf Kalla. Saat itu JK mengatakan di usianya yang semakin matang TAM telah menunjukkan komitmen dalam menyediakan produk otomotif yang berkualitas di Indonesia.

Dalam menjalankan bisnisnya, Toyota menjalankan filosofi customer, distribution dan manufacturing. Filosofi ini membuat Toyota semakin besar. Selain itu dalam perkembangannya Toyota juga memiliki konsistensi berupa revolusi dan transisi yang teratur. Itu ditunjukkan dalam proses manufacturing yang secara bertahap menggunakan konten lokal, yang saat ini telah mencapai hampir 90%. Hal itu menunjukkan kemajuan yang pasti.

Dalam perjalanannya, Toyota juga melewati sejumlah krisis, namun industri otomotif terutama Toyota terus maju mengatasi krisis dan ikut memajukan ekonomi Indonesia. Di mana pertumbuhan ekonomi dan penjualan otomotif bergantung satu sama lain, artinya dengan tumbuhnya ekonomi akan menaikkan penjualan otomotif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: