PT Kereta Api Indonesia mengincar pendapatan perusahaan di 2017 sebesar Rp19,49 triliun atau lebih besar dari ramalan (prognosis) KA 2016, yaitu Rp15,2 triliun.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro saat meninjau Jalur Hijau di Stasiun Cikampek, Selasa (17/1/2017), mengatakan strategi perusahaan untuk mencapai target tersebut, yaitu dengan menggenjot kinerja kereta barang.
"Harapan kami, angkutan barang KA Sumatera Selatan, yaitu batu bara cukup besar tahun ini," katanya.
Edi juga memasang target yang cukup ambisius dari kereta barang, yaitu bisa mengangkut 46,1 juta ton pada tahun ini dibandingkan dengan ramalan KA tahun lalu, yaitu 34,6 juta ton.
"Angkutan barang tahun ini akan kita 'boost' (genjot) setinggi-tingginya," katanya.
Saat ini, KAI memiliki 470 lokomotif, 1.618 kereta penumpang dan 7.061 gerbong barang. Ia mengatakan pihaknya juga akan menambah sumber daya manusia (SDM) yang hingga akhir 2016 sebanyak 28.849 orang menjadi 30.000 orang menyusul pengoperasian kereta ringan (LRT) dan MRT. Sementara, untuk kru operasional seperti masinis, yaitu 7.173 orang dan personel keamanan 2.342 orang.
"Saat ini kita sudah menguasai 560 stasiun, aset tanah setiap tahun juga berkembang sudah 332 juta meter persegi, waktu saya masuk masij 287 juta meter persegi, dan bangunan dinas 3.882 unit," katanya.
Adapun, lanjut dia, panjang jalur rel aktif saat ini sudah mencapai 5.346 kilometer atau masih jauh dari banyaknya rel kereta pada zaman Belanda 7.000 kilometer.
"Intinya tahun ini kita fokuskan kepada kereta barang dan tergantung sarana yang kita siapkan," katanya.
Ia juga mendorong bagi para pelaku usaha untuk memilih kereta sebagai moda distribusi barang karena akan mengurangi kecelakaan, kepastian waktu datang dan tidak membebani angkutan jalan.
"Karena kereta tidan terkena 'traffic light', dan bayangkan kita bisa mengurangi jumlah truk di jalan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial dan Teknologi Informasi M Kuncoro Wibowo mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan PT Pelindo II untuk pengangkutan dari Gedebage, Bandung menuju Jakarta International Container Terminal (JICT).
Kuncoro mengatakan pihaknya menyediakan layanan pengangkutan dalam 15 gerbong datar dua rangkaian kereta dalam sehari atau setara dengan 60 kontainer.
"Satu gerbong kereta datar itu setara dengan 40 'feet' (kaki) atau tarifnya Rp4,6 juta, sementara untuk yang 20 feet itu Rp2,46 juta untuk pulang pergi," katanya.
Dia mengatakan waktu tempuh dari Gedebage hingga Tanjung Priok berkisar empat hingga lima jam. Adapun, untuk komoditas yang diangkut, yaitu berupa produk tekstil, sepatu dan perkebunan.
"Fasilitas sudah kita sediakan, tapi ini tergantung kepasa pelaku usahanya mau memanfaatkan apa tidak, yang jelas dengan kereta barang biaya akan lebih efisien," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement