Kredit Foto: Arif Hatta
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi menarik keikutsertaan negaranya dalam perjanjian dagang Partnership Trans Pasifik (TPP) pada Senin (23/1), sehingga resmi menjauhkan AS dari sekutu-sekutunya di Asia seiring dengan meningkatnya pengaruh China di kawasan tersebut.
Memenuhi janji kampanyenya untuk mengakhiri keterlibatan Amerika dalam pakta perdagangan yang dibentuk pada 2015 tersebut, Trump menandatangani keputusan presiden (executive order) di Ruang Oval yang menarik keluar AS dari pakta TPP yang beranggotakan 12 negara itu.
Trump, yang ingin meningkatkan AS manufaktur, mengatakan ia akan mencari penawaran perdagangan satu-satu dengan negara-negara yang akan memungkinkan Amerika Serikat untuk segera menghentikan mereka dalam 30 hari "jika seseorang bertingkah."
Trump yang ingin meningkatkan sektor manufaktur AS mengatakan bahwa ia akan mencari kesepakatan dagang bilateral dengan negara-negara di dunia yang akan memungkinkan AS untuk menghentikan setiap kesepakatan dagang dalam waktu 30 hari jika negara calon mitra dagang AS melanggar kesepakatan.
"Kita akan menghentikan kesepakatan dagang yang tak masuk akal, yang membuat semua orang di negeri ini lari ke luar negeri dan membawa perusahaan-perusahaan ke luar dari negara kita," kata Trump dalam pertemuan dengan para pemimpin serikat pekerja di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, seperti dikutip dari laman?Reuters?di Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Pakta TPP yang didukung secara kuat oleh para pengusaha AS telah dinegosiasikan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama namun tidak pernah disetujui oleh Kongres.
Obama telah merumuskan TPP, yang mengecualikan China, sebagai upaya untuk menghalau pengaruh China di kawasan Asia Pasifik, dan membangun kepemimpinan ekonomi AS di wilayah tersebut sebagai bagian dari pilar ekonomi utama AS di Asia.
Trump telah memicu kekhawatiran di Jepang dan di tempat lain di Asia-Pasifik dengan oposisinya terhadap TPP. Trump juga menuntut sekutu-sekutu AS membayar lebih untuk perlindungan keamanan yang diberikan AS kepada sekutu-sekutunya itu.
Sikapnya menyangkut perdagangan global mencerminkan perasaan umum rakyat Amerika bahwa kesepakatan dagang internasional lebih banyak merugikan pasar lapangan kerja AS. Partai Republik telah lama memandang bahwa pakta dagang itu adalah suatukeharusan, namun pandangan itu kemudian berubah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement