Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam menargetkan inflasi di kota itu pada 2017 sebesar 4 persen plus minus 1 persen.
Ketua Pengarah TPID Batam, Gusti Raizal Eka Putra dalam rapat perdana TPID di Batam, Selasa (31/1/2017) menyatakan masih optimis inflasi bisa ditekan hingga 4 persen plus minus 1 persen, meski tekanan ekonomi relatif berat.
"Kondisi 2017 ini lebih berisiko. Kebijakan kenaikan harga elpiji Rp1.000 per kilo, dengan sistem distribusi tertutup yang rencananya mulai April," kata Gusti.
Menurut dia, inflasi lebih banyak terjadi akibat dorongan administered prise, atau kenaikan harga dampak kebijakan pemerintah seperti kenaikan harga elpiji, distribusi elpiji bersubsidi tertutup kenaikan cukai rokok dan plastik.
Penyesuaian harga bahan bakar minyak yang rencananya dilaksanakan pada April, Juli, Oktober dan kenaikan tarif listrik Bright PLN Batam juga diperkirakan akan mendorong inflasi.
Ia mengatakan inflasi administered price tidak bisa dihindari, karena merupakan kebijakan pemerintah..
Selain administered prise, kenaikan harga volatile food juda diperkirakan akan menjadi tantangan dalam menekan inflasi.
Karenanya, TPID meminta pemerintah turut menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, termasuk cabai dan penyumbang inflasi lainnya.
"Pada 2017 ini juga ada anomali cuaca, menurut informasi kemarau lebih panjang dibanding 2016. Dan yang spesifik di Batam," kata dia.
Gusti menyarankan pemerintah mendorong warganya mengembangkan pertanian hidroponik. Ia optimis, bila tiap rumah menanam 10 polybag cabai maka kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi. Permintaan cabai di pasaran akan turun, hingga pada akhirnya harganya pun bisa stabil.
"Kalau kita bisa jaga volatile food ini di angka 4 hingga 5 persen, maka inflasi bisa di bawah 4 persen," kata Gusti. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement