Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

1.000 Hektar Sawah di Wajo Terendam Banjir

1.000 Hektar Sawah di Wajo Terendam Banjir Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Wajo, Sulsel, sejak Sabtu, 28 Januari lalu, mengakibatkan banjir di sejumlah titik, utamanya di Kecamatan Sabbangparu. Berdasarkan pendataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir itu merendam 1.000 hektar sawah milik petani di Dusun Wanuwae, Desa Salotengnga. Beruntung, bencana tersebut tidak sampai memakan korban jiwa.

Juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan terdapat lima desa dan satu kelurahan yang terdampak banjir di Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo. Kondisi terparah disebutnya memang berada di Desa Salotengnga. "Selain 1.000 hektar tanaman padi terendam banjir, jaringan listrik menjadi tidak tersedia. Juga dilaporkan masing-masing ada satu SD dan SMP yang terendam banjir," kata Sutopo, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2/2017).

Berdasarkan data BNPB di Desa Salotengnga tercatat ada 50 rumah penduduk yang terdampak banjir. Selanjutnya, di Desa Mallusesalo (kurang lebih 100 rumah penduduk); di DesaWoronge (371 rumah penduduk) dan di Desa Liu (446 rumah penduduk). Adapun, jumlah rumah yang terendam di Kelurahan Liu masih dalam proses pendataan. "Di Desa Mallusesalo, ikut terendam banjir dua SD, satu TK dan satu PAUD," ucap dia.

Banjir yang melanda Kecamatan Sabbangparu, menurut Sutopo, terjadi lantaran hujan dengan intensitas yang terus meningkat sejak pekan lalu. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kiriman air dari Kabupaten Soppeng. Hujan deras di sejumlah daerah di Sulsel diprediksi masih terus berlangsung hingga awal Februari.

Sutopo menerangkan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dalam hal ini yakni Tim Reaksi Cepat sudah melakukan survei dan pendataan ke lokasi banjir dan yang terdampak. BPBD sudah mengusulkan ke Bupati Wajo untuk penetapan status tanggap darurat bencana mengacu pada kondisi di lapangan.

Dalam upaya membantu korban bencana banjir di Wajo, Sutopo menjelaskan pihaknya terkendala akses menuju lokasi. "Sulit untuk dilalui. Hanya bisa dengan menggunakan sepeda motor, tapi arus air sangat deras. Bahkan, ada beberapa titik yang tidak bisa dijangkau. Padahal, mereka (korban banjir) membutuhkan sembako," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: