Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Januari 2017, Cabai jadi Penyumbang Tertinggi Inflasi Palu

Januari 2017, Cabai jadi Penyumbang Tertinggi Inflasi Palu Kredit Foto: Runni Lubis
Warta Ekonomi, Palu -

Tingginya harga cabai rawit di antara sejumlah komiditi dalam kelompok bahan makanan merupakan penyumbang inflasi terbesar di Kota Palu selama Januari 2017.

"Inflasi Kota Palu mencapai 1,32 persen. Cabai rawit sendiri memberikan kontribusi sebesar 0,35 persen pada angka inflasi itu," ungkap Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng Moh. Wahyu yang dihubungi di Kota Palu, Minggu (6/2/2017).

Menurut Wahyu, hampir semua masyarakat mengonsumi cabeai rawit sehingga apabila mengalami kenaikan harga, pasti mendongkrak inflasi.

Saat ini, katanya, dalam pemantauan BPS, harga cabai rawit masih dalam kisaran yang cukup tinggi, walaupun harga tersebut sudah mulai berkurang dari sebelumnya yang sempat melambung di atas Rp100 ribu per kilogram.

Saat ini harga masih mencapai Rp70.000-an, di atas harga normal yakni berkisar Rp30.000 per kilogram, katanya.

Hal senada disampaikan Irmawati, salah seorang pedagang bumbu di pasar Manonda Palu bahwa harga cabai saat ini masih berkisar Rp80 ribu per kilogramnya.

Ia berharap pemerintah dapat mengatasi kelangkaan komoditi cabe di pasaran karena jenis bumbu ini sangat dibutuhkan masyarakat.

Menurut dia, Sulteng merupakan daerah yang banyak menghasilkan komoditi cabai, tetapi saat ini malah mengalami kelangkaan.

Kepala BPS Sulteng Faizal Anwar mengatakan awal tahun 2017, komoditi cabai rawit merupakan salah satu penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,35 persen. "Cabai rawit ternyata tidak hanya rasanya yang pedas, tetap harganya juga ikut pedas," katanya.

Faizal berharap tingginya harga cabai yang menjadi komoditi penyumbang inflasi dapat menjadi perhatian serius pemerintah daerah, khususnya tim pengendali inflasi daerah (TPID). "Kami berharap ada intervensi dari pemerintah untuk menekan penurunan harga," ujarnya.

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Sulteng telah melakukan intervensi pasar dengan menjual cabai yang didatangkan dari Gorontalo sebanyak 200-an ton tetapi belum mampu menekan harga untuk kembali normal.

Pertama, kata dia, PPI menjual cabai dengan harga Rp65 ribu/kg, kemudian diturunkan menjadi Rp55 ribu/kg. Tetapi, kenaikan yang tajam hanya terjadi pada cabai rawit. Untuk cabai jenis lainnya harga rata-rata di pasaran saat ini berkisar Rp40 ribu/kg. Normalnya harga cabai di Palu adalah Rp25 ribu/kg. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: