Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sulsel Berkontribusi 30,2 Persen untuk Produksi Rumput Laut Nasional

Sulsel Berkontribusi 30,2 Persen untuk Produksi Rumput Laut Nasional Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mengklaim produksi rumput laut di daerahnya yang tertinggi di Indonesia. Sepanjang 2016, Sulsel menghasilkan 3,4 ton dari total 11,26 ton produksi rumput laut di Tanah Air. "Kontribusi kita mencapai 30,2 persen. Sulsel memang dikenal sebagai daerah penghasil rumput laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S Latief, Sabtu (11/2/2017).
Sulkaf menjelaskan tingginya produksi rumput laut di Sulsel tidak lepas lantaran potensi kelautan yang sangat besar. Dari data yang dihimpun Warta Ekonomi, panjang garis pantai Sulsel mencapai 1.937 kilometer dengan luas lahan budidaya laut sekitar 193.700 hektar. Pemerintah masih terus berupaya mengoptimalkan pengembangan budidaya laut tersebut.
Sulkaf mengakui ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan potensi-potensi tersebut. Di antaranya yakni infrastruktur produksi yang belum optimal, keterbatasan sarana dan prasarana produksi perikanan, lemahnya daya saing produk perikanan, dan pemanfaatan tata ruang rumput laut dan pesisir.
"Pada tahun 2017 ini, prioritas diberikan kepada kebijakan-kebijakan yang target kinerjanya masih jauh dari pencapaian. Sementara, kebijakan yang target kinerjanya sudah mendekati pencapaian, maka percepatan dilakukan untuk menuntaskan pencapaian tersebut," tutur dia.
Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel telah menyiapkan strategi peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas perikanan. Peningkatan produksi perikanan (budidaya, tangkap, dan olahan hasil perikanan), peningkatan daya saing produksi hasil perikanan, memperluas pasar ekspor komoditas hasil perikanan melalui pameran dan promosi, dan peningkatan kapasitas pelayanan laboratorium mutu perikanan.
"Komoditi ekspor Sulsel seperti rumput laut, udang, dan tuna cakalang tongkol," ucapnya.
Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor perikanan sepanjang 2016, Sulkaf mengimbuhkan mencapai Rp30,9 triliun. PDRB sektor perikanan bisa lebih besar lagi bila tidak ada?gonjang-ganjing harga rumput laut yang membuat pihaknya kehilangan hampir Rp600 miliar.
"Pada tahun 2016 lalu, PDRB sektor perikanan tahun 2016 sebesar Rp 30,9 triliun. Memang sedikit tidak mencapai target, karena dipengaruhi oleh komoditas rumput laut. Dimana produksi rumput laut naik tapi harganya turun. Di rumput laut saja, kita kehilangan sekitar sekitar 500-600 miliar," pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: