PT Pelindo IV terus menggenjot pengerjaan proyek pengembangan maupun revitalisasi sembilan pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia. Kesembilan proyek tersebut dikerjakan menggunakan anggaran penyertaan modal negara (PMN) sebesar kurang lebih Rp2 triliun. Dana proyek tersebut mulai dikucurkan sejak 2015 lalu.
Kepala Biro Perencanaan dan Strategi Perusahaan Pelindo IV Dwi Rahmat Toto menuturkan sembilan proyek PMN merupakan proyek pengembangan pelabuhan lanjutan dari tahun lalu. Proyek pengembangan pelabuhan tersebut tersebar di Cabang Tarakan, Bitung, Kendari, Ambon, Ternate, Sorong, Jayapura, Manokwari, dan Merauke.
"Itu semua dilakukan sebagai bukti nyata dan keseriusan dari PT Pelindo IV dalam mengelola 24 pelabuhan di kawasan timur Indonesia. Kami terus berusaha memajukan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini," kata Dwi melalui keterangan tertulis kepada Warta Ekonomi di Makassar, Minggu (12/2/2017).
Di Kendari, Pelindo IV membangun Kendari New Port seiring pembangunan Jembatan Bahteramas yang mulai dibangun oleh pemerintah setempat dan membuat kapal-kapal besar sulit bersandar di pelabuhan eksisting.
Di pelabuhan baru Kendari ini, lanjut Dwi, juga dibangun terminal baru, dermaga, trestle, tempat penumpukan kontainer atau container yard (CY) dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Sementara itu di Cabang Tarakan, Pelindo IV juga membangun CY.
Selanjutnya, di Ambon, Pelindo IV melakukan reklamasi pantai dan penguatan dermaga. Adapun di Pelabuhan Ternate dilakukan replacement dermaga atau mengganti dermaga yang sudah ada sepanjang 148 meter, sedangkan di Sorong dilakukan penambahan panjang dermaga dan reklamasi untuk CY.
Untuk di Cabang Jayapura, Pelindo IV melakukan pembangunan dan replacement dermaga serta penambahan alat. Di Manokwari dan Merauke, masing-masing dilakukan penambahan dermaga dan juga alat.
Berikutnya, di Pelabuhan Bitung, Pelindo IV melakukan pembangunan dermaga yang di pengujung 2016 lalu telah dilakukan pemancangan tiang pertama oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno. Di pelabuhan tersebut juga akan dibangun trestle dan CY.
Lebih lanjut, Dwi menerangkan untuk Pelabuhan Bitung, pihaknya melakukan rehabilitasi menggunakan anggaran PMN sebesar Rp365 miliar ditambah dengan dana internal perseroan senilai Rp141,50 miliar. "Total anggaran untuk pembangunan Pelabuhan Bitung sebesar Rp506,50 miliar," ujarnya.
Rehabilitasi Pelabuhan Bitung dilakukan dengan menambah dermaga sepanjang 250 meter dan mereklamasi CY seluas lima hektare di pelabuhan yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi tersebut. Dengan rehabilitasi itu, menurut Dwi, akan mendorong peningkatkan kapasitas lapangan penumpukkan dari yang eksisting saat ini sebanyak 300.000 TEUs per tahun, menjadi kurang lebih 700.000 TEUs per tahun.
Selain itu, Dwi menyebut dalam rangka menciptakan efisiensi logistik yang lebih baik di KTI, pada akhir 2015 lalu perseroan juga telah melakukan direct call atau ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar menuju China, Hongkong, Korea, dan Jepang.
Kebijakan direct call juga terus digenjot Pelindo IV, dari beberapa pelabuhan kelolaan. Dwi menyebut tujuan direct call adalah untuk menciptakan produk-produk dari KTI agar memiliki daya saing yang kuat di pasar mancanegara.
Pelabuhan Ambon sendiri, menurutnya, diharapkan dapat menjadi tempat dilakukannya direct call untuk kawasan Maluku. Apalagi, pada dasarnya kebijakan ini umumnya didukung oleh seluruh pemerintah daerah karena pada hakekatnya akan mengurangi biaya serta berkurangnya waktu tempuh barang untuk segera tiba di negara tujuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement