Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menggelar rapat koordinasi perkembangan kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, di mana dibahas mengenai pekerja asal China yang bekerja di sana.
Menurut Luhut, seusai rakor di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (14/2/2017), kawasan tersebut banyak diributkan lantaran banyaknya pekerja asal China. "Saya menginap di sana, memang ada, tapi mereka itu kerja 'knock down' supaya cepat jadi," ungkapnya.
Mantan Menko Polhukam itu menuturkan, pekerja asal China banyak ditemui di Morowali karena mereka melakukan pekerjaan konstruksi di kawasan tersebut. Terlebih, di kawasan tersebut juga telah terbangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel terbesar yang dibangun Negeri Tirai Bambu.
Luhut menilai investasi hilirisasi seperti smelter harus didukung dan dikawal agar bisa dirasakan manfaatnya bagi roda perekonomian Indonesia. "Coba sekarang, mereka itu tiga tahun sudah produksi dan bayar pajak. Tahun lalu Rp900 miliar, tahun ini Rp1,7 triliun dan besok Rp2,5 triliun. Itu investasi mereka sampai 6 miliar dolar AS, sekarang sudah sampai 3 miliar dolar AS," tuturnya.
Luhut mengatakan investor di Morowali tidak akan selamanya mempekerjakan pekerja asing, dan akan segera menyerap tenaga kerja lokal. "Mereka akan bikin kerja sama untuk mendidik anak-anak di sana, kan butuh waktu. Itu mereka janji, setelah konstruksi (tenaga kerja asing) akan menurun," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga mengatakan pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan industri penunjang dari sejumlah proyek yang sudah terbangun di sana. "Sekarang yang paling cepat adalah usaha kos-kosan, nanti yang harus didorong itu peternakan ayam dan juga untuk suplai logistik," ujarnya.
Kementerian Perindustrian, lanjut dia, juga mendukung langkah pemerintah untuk mendirikan politeknik untuk melatih tenaga kerja kerja lokal. "Kami mendukung didirikannya politeknik, tentu bisa melatih tenaga kerja lokal untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada di kompleks ini," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement