Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambut Era Disrupsi, Rhenald Kasali Luncurkan Buku

Sambut Era Disrupsi, Rhenald Kasali Luncurkan Buku Kredit Foto: Ui.ac.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk menyambut era disrupsi pakar manajemen dari Universitas Indonesia Rhenald Kasali meluncurkan buku hasil kajiannya yang berjudul "Disruption: Menghadapi Lawan-Lawan Tak Kelihatan dalam Peradaban Uber".

"Jika usahawan, regulator dan politisi sering mengabaikan apalagi tidak paham perkembangan teknologi, maka dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan perekenomian Indonesia. Padahal, kini dunia tengah berada dalam era disrupsi." kata Guru Besar FEB UI Rhenald Kasali dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (19/2/2017).

Baca Juga:?Belbuk.com, Beli Buku Semudah Klik | Review

Perubahan besar yang tengah terjadi itu, menurutnya bukan sekadar buah dari inovasi, melainkan "disruptive innovation", ujar Rhenald. Dan berbeda dengan era perubahan dan transformasi, Indonesia kini terekspos oleh badai disruptive, sehigga membuat para pelaku usaha, kesulitan memetakan lawan-lawannya yang praktis semakin tak terlihat.

Dengan subjudul "Menghadapi Lawan-Lawan Tak Kelihatan" dalam Perdaban Uber, pakar yang tahun lalu dinobatkan sebagai Global Gurus in Management ini menunjukkan bahwa, fenomena berpindahnya pasar disusul karena masuknya gelombang ke-3 dari teknologi informasi.

"Bahwa tak semua inovasi menciptakan dampak positif bagi lahirnya lapangan pekerjaan. Semua kembali pada seberapa mengertinya regulator dalam menerapkan dan membuat undang-undang baru," katanya.

Mutlak hukumnya bagi dunia usaha untuk mengembangkan inovasi meski tak terbatas hanya pada produk. Dunia usaha, lanjutnya, perlu memetakan dampak disruption pada persaingan, pembangunan pola kerjasama dan jejaring, mengembangkan model-model bisnis yang kreatif, membentuk disruptive culture dengan model layanan yang menjawab tuntutan baru pelanggan.

Dalam peluncuran buku yang dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, KSAU Hadi Tjahjanto, Presiden Freeport Indonesia Chappy Hakim dan Menkumham Yasonna Laoly, Rhenald menunjukkan contoh-contoh nyata dan strategi yang tengah diambil para pelaku usaha, namun seringkali dianggap negara sebagai "anak haram" karena peraturan perundang-undangan yang kerap ketinggalan merespons.

Banyak yang mengaku kebingungan bahkan sulit bertindak dengan perubahan yang ada. Ini karena masih saja mengasumsikan dan mengacu pada cara-cara lama.

Di lain sisi, pelaku usaha yang memiliki "disruptive" mindset justru dapat bertahan bahkan memenangkan persaingan. Ini juga tak lepas dari dukungan "agile system" yang mereka bangun. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: